13 Februari 2018

Resep Pumpkin Swirl Brownies


Resep Pumpkin Swirl Brownies

Saya bukan pecinta hewan, kecuali ikan hias yang dulu pernah dipelihara di akuarium. Ikan mas koki mulai dari seukuran ibu jari menggendut hingga sebesar telur ayam. Sayangnya enam ekor ikan mas tersebut tewas ketika ditinggal pulang kampung, gara-gara mesin aeratornya mati. Tapi saya bercita-cita suatu hari nanti, ketika memiliki rumah dengan pekarangan yang cukup besar, akan memelihara ayam. Membayangkan memproduksi dan menyantap telur ayam kampung sendiri terasa amazing. Urusan memelihara hewan ternak sebenarnya bukan ide baru, dulu ketika tinggal di Paron, nenek saya selalu memiliki beberapa ekor ayam kampung untuk dipelihara. Ayam-ayam tersebut tidak memiliki kandang dan tidak juga terperangkap didalam halaman. Istilah sekarang mereka hidup free range. Makan makanan organik, bebas hormon dan segala macam antibiotik yang saat ini disuntikkan ke ayam ternak.

Satu hari, nenek saya berbaik hati memberikan kami dua ekor anak ayam, saya lupa nama-nama mereka. Memiliki hewan peliharaan kesayangan memang memunculkan rasa haru-biru didada, terutama jika makhluk tersebut tak muncul kala sore hari menjelang. Karena free range, si ayam bisa berkelana kemana pun dia hendak pergi. Satu sore ketika hujan deras menghantam Paron, dan air selokan disamping rumah meluap ke jalanan, dua ayam tersebut tak kembali pulang. Saya dan adik saya, Wiwin, berbasah kuyup didalam  derasnya hujan mencari mereka, berteriak-teriak dikeremangan senja namun hingga malam menjelang tak jua ditemukan. Saya patah hati, begitu sedihnya kenangan tersebut hingga kini masih kuat terekam dalam ingatan.

Resep Pumpkin Swirl Brownies
Resep Pumpkin Swirl Brownies

Berbicara tentang perhewanan, sudah beberapa hari ini saya curiga dengan kucing gendut yang sering bermalam di teras rumah Pete. Kucing berwarna putih dengan bercak hitam tersebut hidup liar dipemukiman penduduk, makan dari sisa-sisa makanan ditempat sampah. Kucing di sekitaran komplek rumah memang tak terhitung banyaknya, apalagi karena lokasinya yang berdekatan dengan pasar tradisional. Kucing putih tersebut jelas sedang hamil, dan saya was-was membayangkan anak-anaknya yang akan menambah populasi kucing liar di seputar rumah. Kucing bukanlah hewan favorit saya, dan setiap kali melihat mereka muncul dipekarangan saya akan menyemprotkan air melalui selang panjang dihalaman. 

Sialnya, ketidaksukaan saya dengan hewan ini diganjar dengan anak kucing yang mendekam nyaman dirak pot diteras. Sejak tiga hari ini saya selalu heran dengan susunan pot-pot plastik kosong yang berserakan kala setiap pagi membuka pintu rumah. Saya mengira ulah tikus yang memang bersarang digot, namun weekend lalu saya mencium aroma kucing walau makhluknya sendiri tak tampak. Tadi malam saya menemukan tiga ekor anak kucing berwarna putih berbecak hitam bersembunyi dibelakang pot-pot tersebut dan mendesis kala didekati. Ibu mereka mungkin sedang melanglang buana mencari makan atau mencari pejantan baru. Saya biarkan mereka disana, berpikir kucing-kucing kecil tersebut akan pergi ketika pagi menjelang, seperti hari-hari sebelumnya, namun betapa shocknya saya ketika tadi pagi masih menemukan mereka mendekam dibelakang pot!  

Resep Pumpkin Swirl Brownies

Tubuh tiga anak kucing ini begitu kurus, lemah namun tetap sangar dengan desisan mengancam dan cakar yang maut. Tahu apa saya tentang kucing? Nothing! Otak dikepala saya sudah memberikan perintah, "Ambil sapu dan usir mereka!" Tapi melihat tubuh yang terlihat gemetar dan fragile membuat hati ini tak tega. Saya kembali masuk ke dalam rumah, mengambil sebuah mangkuk dan menuangkan susu cair kedalamnya. Well, bukankah film-film sering mempertontonkan kucing yang sedang minum susu bukan? Tiga anak kucing ini masih bayi dan sepertinya mungkin tidak berminat dengan roti jadi semangkuk susu adalah solusi kepepet saat itu. Saya sodorkan mangkuk susu kedekat rak kayu, bukannya menyerbu cairan itu seperti di film, mereka justru menatap balik dengan mata biru keabu-abuan dan mendesis mengerikan, "Sssssss!" Saya hampir meloncat setinggi plafon. Swear, saya paling anti menyentuh dan mendekati kucing apalagi jenis yang liar. Bayangan segala macam virus dan penyakit aneh yang menyertainya berkecamuk dikepala. Sambil berjalan pergi ke kantor saya berdoa semoga si Mama kucing segera membawa anak-anaknya pergi. Mangkuk susu itu tetap saya letakkan disana, berharap mereka mengerti dan meminumnya. Semoga. 

Resep Pumpkin Swirl Brownies

Wokeh, menuju ke resep brownies, makanan satu ini memang tidak ada matinya dan variannya pun segambreng. Nah brownies ini menggunakan resep dasar adonan yang pernah saya share dulu ketika awal baking tahun 2010. Saya menggunakan resep dari website Joy of Baking, hingga kini website ini tetap menjadi acuan untuk resep jitu anti gagal dengan step-step yang jelas. Jika anda menginginkan resep brownies super mudah, tinggal aduk dan tanpa bahan pengembang sama sekali maka adonan brownies dibawah bisa dicoba. Tekstur brownies padat, fudgy walau tidak terlalu chewy seperti brownies a la Starbucks yang resepnya pernah saya share disini. Adonan dasar brownies ini bisa dikombinasikan dengan tambahan kacang-kacangan cincang, buah kering atau choco chips untuk rasa yang lebih bervariasi. 

Seperti biasa, jangan aduk adonan terlalu berlebihan, karena akan membuat tekstur brownies keras. Adonan sangat lengket dan padat,  mungkin sedikit susah diaduk, tapi tidak perlu khawatir, memang seperti itu teksturnya. Komposisi DCC dan gula membuat adonan lengket namun juga akan menghasilkan permukaan brownies yang retak dan shiny. 

Resep Pumpkin Swirl Brownies
Resep Pumpkin Swirl Brownies

Untuk  motif swirl-nya saya pernah membuat versi cream cheese tanpa labu kuning, namun dengan tambahan labu membuat warnanya menjadi lebih cerah dan cantik. Motif swirl ini sangat mudah dibuat, saya menggunakan cream cheese batangan yang saat ini mulai banyak di jual di supermarket kemasan 227 gram, mirip seperti mentega batangan biasa. Dulu saya biasanya membeli cream cheese ukuran 1 kg, dan ketika sebagian telah digunakan, pusing sisanya hendak diolah menjadi apa. Ujung-ujungnya, cream cheese masuk ke freezer dan dibekukan. Cream cheese yang dibekukan akan bergerindil dan kurang oke untuk dijadikan frosting, walau masih bisa dipergunakan untuk Japanese cheese cake atau chiffon cake. 

Cukup kocok dengan mikser semua bahan filling hingga smooth dan tuangkan ke permukaan adonan brownies, dengan sebatang lidi buat motif lingkaran dipermukaan adonan.  Berbeda dengan buah naga yang kehilangan warnanya kala dicampurkan ke adonan chiffon, labu kuning tetap akan mempertahankan warna kuningnya yang gonjreng. 

Berikut ini resep dan prosesnya ya.

Resep Pumpkin Swirl Brownies

Pumpkin Swirl Brownies
Resep diadaptasikan dari website Joy of Baking

Untuk  1 loyang diameter 20 cm


Bahan filling:
- 120 gram labu kuning yang telah dikukus dan dihaluskan dengan garpu
- 2 sendok makan tepung terigu protein sedang
- 85 gram cream cheese
- 1 butir telur
- 2 sendok makan gula pasir
- ½ sendok teh kayu manis bubuk

Bahan brownies:
- 140 gram dark cooking chocolate (potong dadu)
- 113 gram mentega
- 100 gram dark brown sugar, saya pakai merk Ricoman Brown Sugar (bisa digantikan dengan gula palem atau gula pasir)
- 100 gram gula pasir
- 1 sendok teh ekstrak vanilla
- 1/4 sendok teh garam
- 3 butir telur
- 95 gram tepung terigu protein sedang
- 15 gram coklat bubuk

Cara membuat:
Panaskan oven, set di suhu 170' Celcius. Tempatkan rak di tengah oven. Siapkan loyang ukuran 20 cm, alasi dengan kertas baking, sisakan kertas menjulur keluar loyang agar mudah mengangkat brownies ketika telah matang.

Masukkan tepung terigu dan coklat bubuk ke dalam mangkuk, aduk rata, sisihkan.

Membuat isi:

Resep Pumpkin Swirl Brownies

Masukkan cream cheese, telur,  gula, dan kayu manis bubuk ke dalam mangkuk mikser, kocok dengan kecepatan rendah hingga tercampur baik. Naikkan kecepatan menjadi sedang dan kocok hingga smooth. Masukkan labu kuning dan tepung, kocok hingga tercampur baik. Matikan mikser dan sisihkan.

Membuat brownies:
Masukkan dark cooking chocolate, dan mentega ke dalam mangkuk tahan panas. Letakkan mangkuk keatas panci kecil berisi air. Jaga jangan sampai dasar mangkuk bersentuhan dengan air dipanci. Masak  coklat dengan cara ditim diatas kompor dengan api sedang hingga meleleh. Jika hampir 75% coklat telah meleleh, angkat mangkuk dari kompor, lanjutkan mengaduk hingga semua coklat dan mentega meleleh sempurna. 

Resep Pumpkin Swirl Brownies

Masukkan dark brown sugar, gula pasir, vanilla extract dan garam kedalam lelehan coklat, aduk rata dengan pengocok balon. Masukkan telur, aduk cepat hingga tercampur baik. Tambahkan campuran tepung terigu dengan cara diayak langsung diatas adonan, aduk cepat hingga tercampur baik. Jangan over-mixing. Adonan yang terbentuk sangat pekat dan  kental. Masukkan choco chips (jika pakai), aduk rata. 

Tuangkan ½ bagian adonan brownies ke loyang, ratakan dengan spatula. Tuangkan adonan isi, ratakan permukaannya. Lanjutkan dengan menuangkan sisa adonan brownies ke loyang. 

Resep Pumpkin Swirl Brownies

Dengan menggunakan sebatang lidi buat motif melingkar di permukaan adonan. 

Panggang selama  55 – 60 menit atau ketika sebatang lidi ditusukkan di tengah brownies maka masih ada remah lembab yang menempel di lidi. Jangan memanggang brownies hingga permukaan lidi tampak bersih karena brownies akan menjadi terlalu kering. Keluarkan dari oven, diamkan selama 10 menit di loyang. Angkat kertas yang menjulur keluar loyang, diamkan brownies dirak kawat. Potong ketika brownies benar-benar telah dingin sempurna. Sajikan.  Super yummy!




12 komentar:

  1. Baca cerita Mba Endang tentang kucing, bikin saya tersenyum membayangkannya. Kucing2 saya di rumah 12 ekor, Mba. Masih ditambah sama kucing liar yg kami adopsi dari jalan, 1 ekor di depan. Jadi saya paham banget kejerian Mba sama kucing dan ketakutan bayi2 kucing ke manusia yang belum dikenal...Cerita Mba selalu menarik untuk disimak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Lolly, mba seperti teman kantor saya, Fina, dia juga pecinta kucing sejati. Kucingnya ada 15 wkaakkakak, dan setiap kali ada kucing liar nyasar dia pelihara. Sayangnya saya bukan pecinta kucing hahhahah

      Hapus
  2. Duh. Ngiler banget liat foto-fotonya, mba. Cantik banget. Warnanya kuningnya menggoda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks Mba Ima, memang warnanya jadi bagus banget kalau pakai labu kuning

      Hapus
  3. Hai mba endang, salam kenal aku noni si secret admirer kamu mba :*

    Aku ciiiinnntaaaaa bgt sama kamu mba, murah hatinya membagiin resep yang super duper yummyyy, step by step tipsnya yang anti gagal.
    Setiap hari aku slalu panteing email kali aja ada tulisan baru dari mba endang. Semoga selalu diberi nikmat sehat & iman dan dilindungi disetiap langkahnya Mba Endang, aamiin :)

    Btw... aku pengen pesen bukunya mba, bagi info doong aku bisa dapetin bukunya dimana mba???

    Terimakasih sebelumnya Mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, salam kenal Mba Noni. Thanks ya sudah menyukai JTT, senang resep2 JTT disuka dan bermafaat. Amin atas doanya ya.

      Untuk buku, saya tidak jual ya Mba, mungkin bisa coba kontak penerbit kawan pustaka di 0821-12371881 dan 0858-19769850 atau melalui IG mereka @kawanpustaka.

      Thanks ya, sukses selalu!

      Hapus
  4. Jadi... anak kucing Itu minum susu nya ga, mba Endang?
    Labu nya bisa diganti ubi kuning ga, mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggak wkwkaka, yang minum emaknya, mereka masih menyusui ibunya.

      ubi kuning bisa Mba

      Hapus
  5. Mba, mohon maap mau sharing kalau kucing itu lactose intolerant sama susu selain susu emaknya. Jadi sebaiknya nggak dikasih susu ya mba, kecuali susu formula kucing. Terima kasih ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mba, thanks sharingnya ya, yang minum susunya kucing gede, kucing kecilnya sih masih nyusu emaknya. Moga2 si emaknya kucing baik2 saja ya, kemarin2 saya lihat sih masih ok hiks

      Hapus
  6. Hi mba endang...
    Resep ini sepertinya hrs segera dieksekusi.
    Ada labu kuning pemberian dr adik msh utuh blm tau dibikin apa..
    Tetiba ada resep ini.. Jd terinspirasi..
    Mksh mba endang.. Sukses selalu.

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...