20 Februari 2018

Resep Pindang Cumi-Cumi


Resep Pindang Cumi-Cumi JTT

Resep ini sudah lama sekali masuk dalam list untuk dieksekusi, resep aslinya adalah pindang bandeng yang saya peroleh dari Ci Ling Ling, kakak dari Mba Fifi, rekan kantor saya.  Versi pindang bandengnya sendiri sudah saya coba beberapa tahun yang lalu, resepnya juga sudah saya share diblog, bisa klik link disini untuk melihatnya. Sejak mencicipi pindang bandeng versi Ci Ling Ling, saya tidak pernah lagi melirik resep pindang bandeng lainnya. Komposisi bumbunya sangat pas, mulai dari rasa asam, manis dan asinnya. Proses pengolahannya pun mudah dan cepat dimasak. Bagi masyarakat China yang merayakan Imlek, pindang bandeng wajib hadir di meja makan kala hari besar itu tiba. Jadi tidak salah jika saya mendapatkan resep langsung dari ahlinya.

Nah resep pindang cumi-cumi ini tidak jauh berbeda dengan pindang bandeng sebelumnya, saya hanya merubah proses mengolah cumi-cumi segarnya. Tips Ibu saya, untuk menghilangkan aroma amis cumi-cumi maka remas terlebih dahulu dengan asam Jawa dan garam. Kedua bumbu ini mampu menumpas bau amis seafood yang kadang membuat beberapa orang tak tahan dengan aromanya. Hujan deras yang mengguyur Jakarta setiap hari seperti saat-saat ini memang paling mantap jika ditemani dengan semangkuk pindang berkuah plus nasi segunung. Ah indahnya dunia! 

Resep Pindang Cumi-Cumi JTT
Resep Pindang Cumi-Cumi JTT



Tiga hari libur kemarin memang luar biasa menyenangkan, saya menghabiskan waktu hanya 'ngendon'  di rumah, enggan hendak kemana-mana. Begitu tidak inginnya waktu cepat berlalu maka setiap menitnya benar-benar saya nikmati. Agar stok makanan selalu full terisi, sejak pagi saya telah pergi berbelanja ke pasar tradisional membeli aneka sayuran dan ikan segar.  Saya selalu kalap jika berbelanja ke pasar, rencana awal hanya membeli sayur dan ikan berakhir menjadi sayur, ikan plus cumi-cumi, udang, dua renteng rambutan, dan manggis. Si Bapak Bajaj sudah hapal dengan kebiasaan saya, langsung datang menghampiri dan mengambil barang belanjaan. Biasanya saya suka menitipkan belanjaan di dalam bajaj, sambil masih berputar-putar mencari bahan lain yang belum terbeli. Ongkos bajaj tentu saja ditambah karena ada servis menunggu. Tapi saya sangat terbantu sekali dengan cara ini, bayangkan betapa menderitanya harus menenteng barang yang berat di pasar yang becek. 

Resep Pindang Cumi-Cumi JTT
Resep Pindang Cumi-Cumi JTT

Sebenarnya saya lebih suka berbelanja ke pasar tradisional terutama untuk  sayur dan lauk pauk. Kualitasnya jauh lebih segar dibandingkan supermarket dan dengan varian yang lebih banyak. Hanya saja pasar tradisional didekat rumah kondisinya amburadul, pasar aslinya pindah beberapa blok jauhnya karena lokasi awal sedang direnovasi seiring dengan pembangunan MRT dikawasan itu. Beberapa pedagang masih berjualan dilokasi pasar lama, dipinggiran rumah penduduk disekitar situ. Nah disanalah saya membeli aneka lauk-pauk dan sayuran segar setiap minggunya. 

Selain kondisi pasar yang kacau balau, beberapa pedagang terutama ibu-ibu galaknya minta ampun. Ditawar sedikit langsung mengomel, atau marah ketika sayurannya dipilih. Saya pernah saat sedang asyik memilih tumpukan sawi mendengar seorang Mbak berusia sekitar 20 tahunan terkena damprat ketika meminta plastik untuk daun seledri seharga tiga ribu rupiah yang dibelinya. Si Mbak tidak membawa tas belanja dan akan sangat lucu sekali jika harus menenteng beberapa tangkai seledri sambil  berjalan berkeliling. "Belanja kok nggak bawa tas!" Damprat si Ibu Penjual kasar, si Mbak terlihat kaget dan menjawab, "Ya sudah Bu, saya beli kantung plastiknya," jawaban itu bukannya membuat si Ibu senang malah justru mengamuk, "Lho kamu nantangin saya?!" Selesai mendamprat si Mbak kemudian giliran saya yang kena semprot karena memilih gunungan sawi diatas tumpukan sayur lainnya yang dijual, "Semua bagus Mbak! Nggak perlu dibolik-balik." Minggu depannya, saya pindah berbelanja persis disebelah si Ibu galak dan dia hanya menatap saya dengan mulut cemberut.

Resep Pindang Cumi-Cumi JTT
Resep Pindang Cumi-Cumi JTT


Tentu saja  saya memiliki bebeberapa penjual langganan, tapi saya memang tidak ingin selalu terpaku membeli di penjual yang sama. Terkadang ketika kualitas sayur atau barang yang mereka miliki tidak bagus, saya tidak enak hati harus berpindah ke penjual lainnya, atau menolak ketika mereka memanggil. Jadi saya berusaha untuk membeli secara acak, mahal sedikit tidak masalah yang penting tidak harus mengantri, penjualnya ramah dan baik, serta tentu saja barang dagangannya memuaskan. Well begitulah sekelumit cerita saya berbelanja di pasar tradisional, saya yakin pasti banyak yang mengalami kejadian seperti yang diceritakan diatas. Berbelanja di pasar memang memiliki seni tersendiri, dan selalu berhasil membuat saya tertarik untuk berkunjung kesana.

Nah kembali ke resep pindang cumi-cumi, proses membuatnya sangat mudah. Anda bisa memotong cumi-cumi menjadi ukuran kecil, atau membiarkannya utuh seperti yang saya hadirkan pada resep disini. Saya suka bentuk utuhnya karena terlihat lebih menarik ketika difoto. Bumbu-bumbu segar perlu dibakar hingga gosong,  cukup cuci bersih bumbu beserta kulitnya yang melekat, tusukkan pada sebatang lidi dan panggang di kompor hingga terbakar. Bersihkan permukaan bumbu yang menghintam kala akan direbuis. Bumbu perlu dimemarkan sebelum dimasak, jadi pukul dengan ulekan hingga pipih. 


Resep Pindang Cumi-Cumi JTT


Menurut Ci Ling-Ling, jenis kecap mempengaruhi rasa pindang. Kecap merk tertentu seperti cap Benteng rasanya lebih sedap dan memberikan warna coklat gelap yang cantik. Sayangnya kecap merk ini agak susah dicari di Jakarta Selatan, tetapi untungnya online shop banyak yang menjualnya. Salah satu pembaca JTT, pernah mengirimkan saya kecap asin dan manisnya, saya akui rasanya memang mantap. Kecap asinnya bahkan saya gunakan untuk membuat saus salad ketimun dan tomat favorit, rasa dan aroma terasi yang unik didalam kecap asinnya yang membuat saus salad terasa berbeda.

Berikut resep dan proses membuat pindang cumi-cumi ya.


Resep Pindang Cumi-Cumi JTT

Pindang Cumi-Cumi
Resep diadaptasikan dari Ci Ling Ling


Untuk 1 kg cumi-cumi

Tertarik dengan masakan dari cumi-cumi lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Cumi-Cumi Asam Garam a la My Mom
Cumi-Cumi  Masak Hitam
Kalio Cumi-Cumi Isi Tahu dan Telur a la Padang 

Bahan:
- 1 kg cumi-cumi, isi sekitar 6 - 7 ekor
- 1 bongkah asam Jawa
- 1 sendok makan garam
- 5 - 6 sendok makan kecap manis

Bumbu:
- 5 siung bawang merah
- 2 cm jahe
- 4 cm kunyit
- 4 buah cabai hijau besar
- 4 buah cabai merah besar (saya pakai cabai merah keriting)
- 15 buah cabai rawit merah
- 2 sendok makan air asam Jawa yang kental
- 2 sendok teh garam
- 1 sendok makan gula merah, sisir halus
- 1 sendok makan gula pasir
- 700 - 800 ml air

Cara membuat:

Resep Pindang Cumi-Cumi JTT

Siapkan cumi-cumi, buang insang plastiknya, ujung mulut, isi perut dan tintanya. Biarkan kulit cumi-cumi. Cuci bersih, tambahkan asam jawa dan garam. Remas-remas hingga cumi-cumi mengeluarkan busa. Diamkan selama 20 menit, cuci hingga bersih. 

Masukkan cumi-cumi ke panci/wajan untuk memasak pindang. Tambahkan kecap manis, aduk rata. Masukkan dan jejalkan kepala cumi-cumi ke dalam badannya. Semat ujung badan cumi-cumi yang terbuka dengan lidi agar kepalanya tidak keluar selama pindang dimasak. Sisihkan. 

Resep Pindang Cumi-Cumi JTT

Tusuk bawang merah, jahe, kunyit, cabai merah besar dan cabai hijau besar dengan sebatang lidi atau besi. Panggang dikompor hingga permukaannya terbakar. Kupas kulit jahe, kunyit dan bawang merah, dan memarkan bumbu hingga pipih. 

Siapkan panci, masukkan bumbu yang dibakar, cabai rawit, dan air. Masak hingga mendidih. Tuangkan rebusan bumbu ini ke panci berisi cumi-cumi. Tambahkan air asam, garam, dan gula. Masak hingga cumi-cumi empuk dan matang. Cicipi rasanya, sesuaikan asin, manis dan asamnya. Angkat dan sajikan panas. Super yummy!



12 komentar:

  1. Mba Endang...mau resep salad tomat ketimunnya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Arie, simpleee: cabai rawit rajang, saus cabai botolan (optional), air jeruk lemon/nipis, garam, gula, dan kecap asin cap benteng (kecap asin lain jadi lain rasanya), mayo dikit kalau suka. Saya suka bikin banyak sekalian heheheh.

      Hapus
  2. Oh, begitu ya caranya biar kepalanya tidak terpisah dari badannya. Terimakasih banyak infonya, mba Endang.

    BalasHapus
  3. Cumi" nya kayaknya sedap mba, boleh dicoba nih mba resepnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa, kemarin bikin, cuminya habis, masih banyak kuahnya, saya ceburin ikan bandeng wakakkak, enaaakk

      Hapus
  4. Sedep banget, aku bayanginnya manis, asem, asin sama agak pedes gitu. Bikin nelen ludah, Mbak. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya suka dgerus cabai rawitnya di kuah, adooooh makan nasi pakai kuahnya saja udah enaaakk

      Hapus
  5. Jadi ingat pengalaman pribadi... sekarang kalau mau belanja di pasar saya tanya dulu sama penjualnya boleh ga dipilih, dari pada kena semprot .
    Pindang bandeng pernah saya coba dan hasilnya enak banget. Makasih resepnya mba Endang.

    Gita, Tarakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakkakak, bener Mba Gita. Saya pikir hari gini masak masih kaya jaman dulu gak boleh dipilih barangnya.

      Hapus
  6. Aaah Mba Endang... Ceritanya itu yang bikin saya makin betah dateng berkunjung ke blog ini terus.. Sukses terus mba Endang!

    Resepnya sama gak mba dengan pindang patin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Mba Fatimah, senang resep dan artikelnya disuka ^_^

      pindang patin palembang beda resepnya dengan ini Mba, tapi patin juga enak dimasak pindang cara ini ya.

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...