24 November 2012

Bihun Goreng a la Singapore



Kenapa ya kalau nama masakan ditambahkan kata Singapore menjadi menarik? Seperti kepiting pedas ala  Singapore? Laksa Singapore atau mie dan bihun a la Singapore yang saya posting ini. Padahal kalau ditilik-tilik bahan dan bumbunya mirip-mirip dengan masakan Asia umumnya. "Makanya bikin dong postingan ikan kuah asam ala Indonesia kek, atau hot and spicy eggplants alias terong balado ala Indonesia. Nasionalis dikit napa", cetus adik saya Tedy, kalau kami sedang berandai-andai dan berdiskusi soal kuliner, topik yang paling disukai keluarga kami tentunya.  Bukannya saya tidak nasionalis, hanya saja karena blog ini adalah blog berbahasa Indonesia, dibaca oleh pembaca Indonesia, ceritanya jadi lucu kalau judulnya saya tambahkan kata Indonesia juga. 



Sebenarnya kalau bicara soal nasionalisme, saya sering kesal jika Said, teman Swedia saya bercerita dan memuji-muji masakan Thailand dan India yang menurut dia lezat dan sehat. Jika pembicaraan mulai menjurus ke makanan khas suatu negara seperti itu maka sayapun mulai mati-matian membela kuliner tanah air yang menurut saya tidak kalah lezat dan sehat, namun sayangnya kurang promosi. "Tom yam seafood? Ah, di Manado kami punya ikan kuah asam yang segar dan sehat juga, atau lempah ikan Bangka yang nggak kalah rasanya dengan tom yam. Kari India? Padang punya rendang dan cincang daging yang mantap". Tentu saja gaya ala pejuang 45 saya ini sering membuat Said mendelik dan mengerang kesal, "Kenapa sih kalau ngobrol soal masakan negara lain kamu suka emosi jiwa dan mati-matian membela masakan Indonesia? Kita kan lagi berdiskusi sehat mengenai kuliner". Huah, saya pasti langsung speechless mendengarnya. Hmm, mungkin saya harus membuat satu blog lagi dalam bahasa Inggris untuk meramaikan blog-blog lainnya dalam mempromosikan kuliner tanah air. Mimpi oh mimpi. ^_^


Nah, jika sekarang saya menampilkan bihun a la Singapore ini, bukan berarti rasa nasionalis saya berada di ujung tanduk. Karena bagi saya, masakan Indonesia luar biasa lezat dan tidak ada tandingannya. Tapi karena memang masakan ini umum dijual di restoran-restoran di Singapura dan jika di jual di negara lain selalu dengan tambahan kata 'a la Singapore' di belakangnya, jadi saya hanya mengikuti pakem yang ada. Untuk membuatnya sangat mudah sekali, bahan-bahannya bisa anda modifikasi sesuai dengan bahan yang ada di rumah. Di resep saya memasukkan macam-macam protein yang digunakan mulai dari ayam, telur goreng, udang dan cumi-cumi, anda bisa menggunakan semuanya atau hanya salah satunya saja. Jadi kalau anda melihat antara komposisi bahan dan gambar yang saya tayangkan tidak klop, well, saya sebenarnya hanya menggunakan udang saja, namun umumnya masakan ini menggunakan seafood dan daging ayam. Nah untuk sayurannya umumnya yang dipakai adalah tauge kacang hijau, kol, sawi hijau, wortel, paprika aneka warna dan daun bawang. Disini saya menggunakan buncis yang saya rajang tipis, cabai merah besar yang saya iris korek api, tauge dan sawi hijau. 

Perbedaan antara bihun goreng ini dibandingkan dengan bihun goreng umumnya adalah penggunaan bubuk kari dan terkadang kunyit bubuk untuk menimbulkan rasa yang khas dan warna yang unik pada masakan ini. Tertarik untuk mencobanya? Berikut resep dan proses pembuatannya.


Bihun Goreng a la Singapore
Resep hasil modifikasi sendiri

Bahan:
- 200 gram bihun (rice vermicelli)
- 10 ekor udang besar, belah punggung dan biarkan kulitnya
- 100 gram daging ayam, potong dadu
- 2 buah cumi-cumi, siangi, buang kulitnya dan iris melintang setebal 2 cm
- 3 buah cabai merah besar, buang biji, iris korek api
- 10 tangkai sawi hijau, potong-potong sepanjang 3 cm
- 100 gram tauge, siangi 
- 10 batang buncis, siangi dan iris serong tipis
- 2 batang daun bawang, rajang kasar
- 1 batang seledri, cincang halus

Bumbu:
- 1/2 buah bawang bombay, cincang kasar
- 5 siung bawang putih, keprak dan cincang halus
- 1 siung bawang merah, cincang halus
- 2 1/2 sendok teh bubuk kari instan
- 1/2 sendok teh kunyit bubuk
- 2 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok makan saus tiram (oyster sauce)
- 2 sendok makan kecap asin (soy sauce)
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 1 sendok makan minyak zaitun untuk menumis
- garam, sesuai tingkat keasinan yang diinginkan

Cara  membuat:


Siapkan panci, beri 2 liter air dan rebus hingga air mendidih. Matikan api dan masukkan bihun, aduk sebentar dan diamkan hingga bihun empuk dan matang. Tiriskan bihun, buang airnya dan sisihkan.


Siapkan wajan, tuangkan 1 sendok makan minyak zaitun, masukkan bawang bombay, bawang putih dan bawang merah, tumis hingga harum dan layu.  Masukkan ayam, cumi-cumi dan udang, tumis hingga berubah warna. Tambahkan merica bubuk dan kaldu bubuk, aduk rata dan tumis hingga matang.

Masukkan sayuran, tumis hingga sayuran layu. Matikan api kompor, kita akan menambahkan bihun dan mengaduknya hingga tercampur rata tanpa membuat bagian dasar menjadi gosong.


Tambahkan bihun, aduk hingga rata. Masukkan saus tiram, kecap asin, bubuk kari dan kunyit bubuk. Aduk hingga semua bahan rata dan tercampur dengan baik. Membutuhkan waktu yang agak lama tapi bersabarlah,  semua bahan dan bumbu pada akhirnya akan tercampur dengan baik. Jika telah tercampur, cicipi rasanya, tambahkan garam, merica atau kecap asin jika anda merasa rasanya kurang pas. Hidupkan kompor, taburkan daun bawang dan masaklah dengan api kecil, hingga semua bahan matang. 

Bihun a la Singapore siap disantap. Yummy!
 



14 komentar:

  1. Thanks mbak resepnya. Saya sdh praktekin n rasanya mantap, jd skrg klo pengen mie ala singapur gak usah beli di mall lagi harganya mahal oii hahha kecuali kepepet. Imel

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba imel, wah mantappp. kayanya lagi sibuk masak2 dan uji coba di dapur ya wakakka, senang skali dengan semangatnya. yep bikin bihun goreng sendiri jelas lebih murah dan puas yaaa

      Hapus
  2. Sudah diuji coba dan anak saya suka. Berhubung suka manis, saya ganti kecap asin dengan kecap manis serta modifikasi isian bihun sesuai bahan yang tersedia di kulkas. Mantap rasanya :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Bunda Ghania, thanks atas sharingnya ya, senang sekali resepnya disuka. ^_^

      Hapus
  3. mba, boleh tau bubuk kari yg digunakan merk apa ya?
    trima ksh sebelumnya ;))

    BalasHapus
  4. Mba Endang, utk bihun nya pake merk apa ya? sy sering mendapatkan bihun yg klo udah dimasak warnanya gak putih tp agak bening sprti suun dan rada liat kenyal...
    makannya jd penuh perjuangan... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Edna, saya suka pakai bihun jagung ya, tapi bihun apapun di spm saya gak masalah ya. Yang penting bihun di rendam air panas sampai lemas dan siap dipakai.

      Hapus
  5. Aku selalu suka resep mba , simple tp hasilnya perfect & kalau aku galau resep aku langsung meluncur ke web mu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks ya! Senang sekali resep2 JTT disuka. Sukses selalu! ^_^

      Hapus
  6. Assalamu'alaikum mba Endang..
    I made this like numerous times.. and everytime was amazing..
    Klu suami ya sudah la, ini aj minta dmasakinnya
    Thankies mba Endang

    Regards,
    Kiki, Kaltim

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikumsalam Mba Kiki, thanks ya mba sharingnya, senang resep JTT disuka, sukses selalu yaaa

      Hapus
  7. ini aku sudah coba tapi aku modif gak asa bubuk.kari dan kunyit tapi uenaknya tetep pol
    terimakasih mb endang @justtryandtaste

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...