26 Agustus 2013

Pisang Goreng Kipas & Sambal Ikan Roa



Pisang goreng pasir sempat booming beberapa waktu yang lalu, walaupun kemudian sekarang sinarnya seperti meredup, namun kala itu hampir di setiap jangkal tepi jalan selalu ada kios penjual makanan ini. Kalau berbicara mengenai pisang goreng maka sudah bisa ditebak, makanan ini juga merupakan salah satu gorengan favorit saya, tapi saya lebih menyukai versi yang digoreng dengan adonan tepung biasa. Nah jika anda menyempatkan diri berkunjung ke Mall Ambasador, maka di lantai empat area food court di sekitar jajaran restoran Manado, ada satu penjual pisang goreng yang mantap. Pisangnya padat, tidak terlalu lembek namun terasa manis, dengan balutan tepung yang renyah. Ketika kita membelinya maka si penjual akan menggorengnya saat itu juga sehingga kita bisa menyantapnya panas-panas ditemani dengan mangkuk kecil berisi sambal ikan roa yang super pedas dan gurih. Unik, namun seperti inilah biasanya pisang goreng a la Manado disajikan. 


Ternyata pisang goreng juga merupakan kegemaran Wiwin, adik saya. Ketika bulan lalu saya berkunjung di rumahnya, saat buka puasa tiba sepiring pisang goreng dan sambal ikan roa hadir di meja makan. Karuan saja saya langsung bertanya, "Beli di Mall Ambasador ya"?. Tebakan saya salah, adik saya membelinya di restoran Beutika, salah satu restoran Manado yang cukup terkenal di dekat kantornya. Rasa pisang dan sambalnya tak berbeda dengan versi Mall, namun harganya jauh lebih mahal untuk ukuran pisang goreng, bagi kocek saya tentunya. Hal inilah yang kemudian  membuat saya berangan-angan untuk membuatnya sendiri. Untuk membuat pisang goreng yang mantap a la Manado maka umumnya pisang kepok kuning yang digunakan. Pisang harus dalam kondisi belum terlalu matang, sehingga terasa agak keras namun sudah cukup manis. Tidak mudah menemukan pisang seperti ini di pasar, seringkali yang dijual adalah pisang kepok putih, daging buahnya ketika dibelah berwarna putih pucat. Kepok putih cenderung lembek, kurang padat dan tidak terlalu manis seperti saudaranya si kepok kuning.


Kala hampir putus asa menemukan pisang idaman, Ibu saya datang dari kampung bersama sekotak kardus super besar yang ternyata berisi hasil bumi pekarangan belakang rumah. Salah limanya adalah bersisir-sisir pisang kepok kuning hasil kebun sendiri. Pisangnya gendut-gendut, masih setengah matang dan rasanya super legit dan manis. Pucuk dicinta pisang pun tiba, pikir saya. Pisang goreng dan sambal roa sepertinya segera terwujud. Saya pun segera ke supermarket untuk membeli ikan roa asap yang bisanya dipajang di bagian makanan beku. Ikan roa asap umumnya digunakan dalam kuliner Manado, biasanya diolah menjadi sambal roa atau biasa disebut dengan rica roa. Ikan berbentuk pipih, berwarna hitam keabu-abuan, dengan kulit sisik yang terlepas dengan mudah. Kondisinya keras, kering, garing dengan harum ikan kering yang kuat dan gurih sehingga rasanya sangat sedap kala diolah menjadi sambal. Umumnya sambal roa disantap dengan tinutuan (bubur Manado) atau dicocol dengan pisang goreng. Hmm, mantap!


Ikan roa super kering ini memiliki tekstur cukup keras dan untuk menggunakannya di dalam sambal maka kita harus menghaluskannya hingga hancur. Nah pekerjaan tersebut tentu saja saya serahkan ke food processor, dalam beberapa kali putaran maka sekujur badan ikan mulai dari kepala, tulang dan ekor pun hancur berkeping-keping.  Tidak punya food processor? Anda bisa menumbuknya dengan cobek biasa atau memprosesnya dengan blender (gunakan gelas untuk menghancurkan biji-bijian), atau jika anda memiliki blender Phillips maka anda bisa membeli chopper-nya yang dijual terpisah. Nah chopper ini memiliki fungsi sama dengan food processor, mampu menghaluskan daging, ikan dan apapun juga dalam waktu singkat. Walau memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan food processor-nya, namun chopper ini sangat praktis dan... harganya lebih murah. Saya membelinya di sebuah konter Phillips di Mall Ambasador hanya dengan merogoh kocek seratus ribu rupiah saja. Saya rasa anda juga bisa menemukannya di mall-mall lainnya yang memiliki konter Phillips di sana. Gambarnya saya sertakan di bawah ya. 

Kembali ke resep kita kali ini, tidak ada yang sulit membuatnya. Tips pisang goreng enak adalah pisang dengan kualitas yang baik, dan jangan terlalu matang. Pisang kepok kuning is the best! Untuk adonan tepungnya, saya melakukan eksperimen sendiri, mencampur tiga jenis tepung dan menggunakan air es untuk membuat adonannya menjadi ringan sehingga renyah hasilnya. Mirip-mirip seperti adonan tempura jadinya. Untuk sambalnya, sayangnya saya tidak bisa memberikan alternatif pengganti ikan roa. Tapi mungkin terasi bisa sedikit memberikan efek yang mirip di sambal. 

Tertarik untuk mencobanya? Berikut resepnya ya. 


Pisang Goreng Kipas dan Sambal Ikan Roa
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk + 20 buah pisang kepok 

Tertarik dengan resep pisang dan gorengan lainnya? Cek link di sini:
Tempura
Bakwan Sayur dengan Saus Asam Pedas Manis
Pisang Goreng Pasir - Si Kriuk Untuk Menghangatkan Sore Anda 

Bahan adonan tepung:
- 200 gram tepung terigu serba guna
- 50 gram tepung beras
- 50 gram tepung tapioka
- 1 sendok teh baking powder
- 1 sendok teh garam
- 2 1/2 sendok makan gula pasir
- 1 sendok teh vanili
- 350 ml air es
- 1 potong kecil es batu 

Bahan sambal ikan roa:
- 10 ekor ikan roa asap (ikan roa asap bisa dibeli di supermarket besar)
- 20 butir cabai rawit merah
- 10 buah bawang merah
- 3 butir bawang putih
- 1 1/2 sendok teh garam
- 1 1/2 sendok makan gula pasir
- 1 sendok teh kaldu bubuk instan 
- 100 - 150 ml minyak untuk menumis

Cara membuat:
Sebaiknya anda membuat sambalnya terlebih dahulu sebelum menggoreng pisang. ^_^


Siapkan pisang, gunakan pisang yang tua di pohon, masih keras tapi rasanya manis. Saran saya gunakan pisang kepok kuning. Kupas pisang, kemudian belah dari bagian pangkal pisang tipis-tipis hingga ke ujung buah, jangan sampai putus ya. Ketika dipentangkan pisang seperti membentuk jemari tangan.

Note: Tips Ibu saya, belah pisang dari bagian pangkal buah, bukan dari bagian ujung. Membelah dari bagian pangkal akan membuat pisang menurut kala dipentangkan melebar. 

Siapkan mangkuk, masukkan semua tepung, baking powder, vanili, garam dan gula bubuk. Aduk rata. Tambahkan air es sedikit demi sedikit sambil diaduk cepat dan kuat dengan spatula hingga menjadi adonan yang halus dan smooth.  Jika adonan bergerindil, saring adonan. Masukkan satu potong es batu ke dalam adonan untuk menjaga adonan tetap dingin sehingga crispy ketika digoreng. 


Siapkan wajan berisi minyak yang banyak, panaskan minyak dan tes dengan menjatuhkan beberapa tetes adonan ke minyak, jika adonan langsung mengapung maka berarti minyak telah cukup panas. 

Celupkan pisang kedalam adonan, pentangkan hingga pisang membentuk kipas, goreng dalam minyak panas hingga seluruh permukaan pisang terendam minyak. Goreng hingga kekuningan balikkan dan goreng sisi sebelahnya hingga permukaan pisang terlihat crispy dan kering. Angkat dan tiriskan. 

Note: Sebagian pisang saya goreng tidak terlalu kering, saya simpan di freezer untuk dibekukan. Ketika akan disantap, pisang saya goreng kembali hingga kering kecoklatan. Cara ini untuk mencegah pisang menjadi terlalu matang dan kurang sedap untuk diolah menjadi pisang goreng.

Membuat sambal ikan roa:


Siapkan ikan roa asap. Masukkan ikan ke dalam mangkuk, pukul-pukul ikan dengan penumbuk batu hingga hancur. Tuangkan ikan ke dalam food processor atau blender, dan proses hingga halus. Tuangkan ikan yang telah halus ke mangkuk, sisihkan.


Siapkan wajan, masukkan sekitar 4 sendok makan minyak goreng. Panaskan hingga benar-benar panas. Tumis bumbu halus hingga harum dan matang, pastikan bumbu benar-benar matang sehingga sambal menjadi tahan lama. 

Masukkan ikan roa, aduk rata. Kecilkan api kompor dan tambahkan minyak, tumis hingga matang dan harum. Masukkan garam, gula, dan kaldu bubuk, aduk rata. Cicipi rasanya dan angkat.

Note: Jika sambal terlihat kering, tambahkan minyak sedikit demi sedikit hingga basah.  Sambal roa cenderung menyerap minyak dan memerlukan banyak minyak untuk membuatnya menyatu. 

Biarkan hingga sambal dingin, masukkan di stoples. Sambal tahan hingga 2 minggu lamanya. Agar lebih aman, simpan di kulkas. Gunakan sambal untuk menemani nasi panas, bubur nasi atau... dicocol dengan pisang goreng hangat. Yummy!

Chopper Phillips





34 komentar:

  1. mantap sekali mbak. aku pun sering bikin sambal roa. tapi kalo orang gorontalo sebut itu sagela. mau dimakan pakai pisang or nasi rasanya maknyus. coba dicampur dengan dabu-dabu wiih tambah enak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Fiana, wah thanks atas infonya ya. Saya belum pernah coba dicampur sama dabu-dabu, kedengarannya mantep tuhhh. bisa dicoba wakakka.

      Hapus
  2. "Pucuk dicinta PISANGpun tiba...."
    gkgkgkgkgk.... serieus, ketawa sendiri bacanya... hihihi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Lina, lagi ngidam pisang lah kok datang pisang bersisir2, gimana gak happy wakkakak

      Hapus
  3. Klo d kmpungku d ternate,namax dabu" ikan tore(roa),,d kmpungku bnyk sx msakan yg mnggunakan sjikan roa spt tumis kcng pnjng roa,kuah ikan roa+papeda,dabu" blimbing dgn ikan roa dll,,
    klo sambalx tdk prlu pke bwg putih n kaldu bubuk,cukup cabe rawit,bwng merah,sdikit terasi digiling trs dtumis dgn irisasn tomat msukan perasan jeruk n garam jadi deh,, klo dah pke ikan roa tdk prlu mnmbhkn pnyedap rasa cz ikan roa sndiri sdh mnyumbang rasa n harum yg khas,, ikan roa sndiri bs brthn berbulan" d kulkas n klo mw mke jng lupa kupas kulit,kpala n durix,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, wah makasih ya atas informasi dan tipsnya mengolah ikan roa. ini percobaan pertama saya menggunakan roa jadi hanya modal nekat,semua badan ikan saya giling halus hehehheh. next time saya akan coba resep dan tipsnya. thanks ya! ^_^

      Hapus
  4. Wah, maknyus banget kelihatannya. Mau tanya apakah ikan roa ini sama dengan ikan asap yang di Pekanbaru disebut dengan ikan SLAIS? Dari foto tampaknya sama. Biasanya dimasak dengan cara menggoreng kering dan dibalado. jadi kulit tidak perlu dibuang. Salam, Lena

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Lena, wah saya kurang tahu mengenai ikan Slais, setahu saya di PKU yang diasap itu ikan patin kecil2 ya, saya pernah dapat kiriman dari adik di Duri. Ikan roa ini jenis ikan terbang, sisiknya tebal. Karena itu biasanya dibuang sisik, duri dan kepalanya, saya main hantam saja semua dipakai wakkaka.

      Hapus
  5. Yuhuuuuuu..saya lagi..haha..semoga tdk muak..hehe..ikan roa asap bs d beli d spm apa ya mba? Pengen bikin sdri nih..ada temen jual sambal roa skilo 180rb..saya ga iklas bayarnya...maklum emak2 pelit...hahaha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yhuuu juga Mba, saya beli di car**fur di bagian daging dan ayam, biasnaya diletakkan di dalam peti es bersama daging ya. yepp, mending bikin sendiri ya, cuman terkadang ikan roa ini suka gak ada.

      Hapus
  6. Mbak Endang, kalau gak ada ikan roa bisa diganti apa ya? Suami pengen dibikinin tapi di mojokerto agak sulit dapatnya. (Irma)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Irma, ganti saja pakai ikan teri tawar yang digoreng kering dan ditumbuk, rasanya memang gak ada aroma asapnya, tapi tetap lezat kok hehhehe

      Hapus
    2. makasih Mbak Endang, pengen segera nyoba ... ^__^

      Hapus
  7. kalau yang diambasador dimana belinya ? atau yg di dekat kantor adiknya dimana mba? saya sedang ngidam bgt, saya pernah makan ini di luwuk.. thanks before mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Dyta, lantai 4 Mall Ambas ya di lorong food court dekat bakmi GM. Ada banyak penjual masakan Manado disana, nah salah satunya jual pisang goreng kipas dan sambalnya.

      lainnya di jl, Hang lekirm restoran beutika ya, dekat senayan city.

      Hapus
  8. mba kalo di ambon disebutx ikan julung, dicampur dalam gulai daun singkong, sayur lodeh, serundeng, abon, kalo aku digadoin gitu z jg enak ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Endy, waahhh mantap banget, jadi ngiler hehhehehhe. thanks ya sharingnya yaa

      Hapus
  9. belum coba pake pisang...
    terima kasih infonya ya

    BalasHapus
  10. bagi orang manado yang penting ada dabu-dabu (sambal), semua bisa dimakan..
    istilahnya "Kalu so taru rica, so ikang itu" (kalo sudah di cabein/disambalin, apapun itu bisa dimakan)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mas Randy, wah makasih sharingnya yaa. Memang masakan Manado enak banget, terutama sambalnya yaa

      Hapus
  11. Salam kenal mbak endang,saya penggemar setia jtt nih,minta izin buat copas ya mbak,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Yuki, salama kenal ya, thanks ya sudah menyukai resepnya. Silahkan di copy mba, kalau hendak dishare di blog dan lainnya jangan lupa sumber dan link back nya ya mba ^_^

      Hapus
  12. hai mbak...
    disini susah cari ikan roa asapnya,kalo diganti ikan teri bisa g mbak,terus kira2 ikan terinya berapa gram?

    BalasHapus
  13. Ngiler sama resep ini udah dari 2015, kelakonnya 2018. Soalnya baru tau kalo ikan roa asap banyak dijual online dan baru nyampe tadi, heheee... akhirnya ngiler gara2 postingan mbak Endang yg ini kelakon. Enak bgt emang sambel roa, dulu sempet beli jadi di pameran kuliner di JEC. Skarang bisa buat buanyaaak... makasih mbak Endang....

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah ini makanan fav saya hehehhe, kalau ada ikan roanya memang lebih oke bikin sendiri sambalnya, bs jadi banyaaakkk

      Hapus
  14. Mba itu roa utuh di choper atau dipisahkan dulu kepala, ekor, dan tulangnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya pakai roa utuh, saya hancurkan dulu baru masuk chopper

      Hapus
    2. Wah masuk semua yah mba
      Duri nya gpp?

      Hapus
    3. saya sih masuk krn toh nanti akan dihaluskan dan durinya renyah menurut saya

      Hapus
  15. mba endang, mau tanya dong.. ikan roa nya kan msh berbentuk utuh ya, msh ada tulangnya, harus disiangi dulu ga? diambil dagingnya baru dipukul2, atau lgsg dipukul2 satuan gitu? makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya langsung hancurnya bersama tulangnya, karena kondisinya kering susah dipisahkan. Tapi kalau bisa dipisah mending lepaskan daging dr tulang dan kepalanya, jadi dagingnya saja yang dihancurkan

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...