03 Maret 2015

Paddas Porridge dengan Slow Cooker - Si Bubur Daging yang Nikmat



Setelah mati-matian mempertahankan diri dengan aneka obat batuk dari apotik dan obat tradisional, akhirnya saya pun mengibarkan bendera putih tanda menyerah karena batuk tak berkurang sedikit pun, bahkan menjadi bertambah parah. Ketika Sabtu kemarin saya berkunjung ke rumah Wiwin, di Mampang, adik saya langsung menyeret saya ke rumah sakit Asri di daerah Buncit untuk berobat di dokter umum disana. Dua botol Codipront, segepok antibiotik dan anti radang akhirnya mampu meredakan batuk menyiksa yang membuat saya susah tidur kala malam tiba. Walau kini masih ter-uhuk-uhuk ria, namun kondisi saya sudah jauh, jauh lebih baik. Thanks untuk pembaca JTT yang banyak memberikan saran untuk mengobati batuk dan doanya agar saya lekas sembuh. Semua perhatian itu sangat berarti. ^_^

Nah resep ini sebenarnya sudah lama ada di dalam daftar masakan yang hendak saya eksekusi, tetapi selalu saja tertunda dan tertunda hingga akhirnya weekend kemarin berhasil juga saya coba. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan karena batuk yang menyiksa selama seminggu ini membutuhkan makanan yang nyaman di tenggorokan dan sepertinya bubur daging dengan sayuran ini merupakan pilihan menu yang tepat.


Nama makanan ini adalah paddas porridge atau bubur paddas. Terus terang saya sendiri kurang tahu mengapa dinamakan bubur paddas, mungkin kata paddas berasal dari dari kata pedas. Dari hasil browsing mendaratkan saya ke kota Pontianak, asal si bubur pedas bermula, namun apakah ini sama dengan bubur paddas sepertinya saya perlu mendapatkan info dari pembaca yang berdomisili disana. Namun bubur paddas dan bubur pedas memang terlihat sama, yaitu bubur nasi yang dimasak bersama bumbu-bumbu, sayuran dan daging sapi. Mirip-mirip seperti bubur Manado, yang membedakan adalah bubur Manado tidak menggunakan daging di dalamnya. Resep paddas porridge ini saya peroleh dari buku slow cooker Mitzui. Sejak menemukan bahwa memasak jadi lebih mudah dengan panci ajaib ini maka saya pun mulai satu per satu mempraktekkan resep-resep praktis yang bercokol disana. Sebagian besar sudah berhasil  dibuat dan hasilnya yummy! 


Ketika saya mengikuti demo memasak dari Mitzui tahun lalu, maka resep bubur daging ini juga merupakan salah satu menu yang diperagakan. Tampilannya kental dan pekat, tidak encer seperti  bubur yang saya buat kali ini. Ketika bubur yang diletakkan dalam cup kecil ini saya cicipi, kontan saya pun jatuh cinta dengan rasanya yang super laziz. Begitu gurih dan sedap, membuat saya pun berjanji untuk mencobanya dengan slow cooker yang sudah lama 'nangkring' di rumah, bonus membeli blender Mitzui beberapa tahun lalu. Namun janji tinggallah janji, kotak slow cooker tak pernah dibuka hingga bulan lalu tatkala saya hendak mencoba menggunakannya untuk membuat sup iga. Akhirnya saya pun bertemu dengan buku kecil berisikan resep-resep praktis masakan yang diciptakan dengan slow cooker. Sepertinya saya memang berjodoh dengan si bubur paddas, karena tenggorokan yang gatal akibat serangan batuk kering memang pas kalau disentuh dengan yang lembut, nyaman dan tidak spicy. 

Sup Iga Sapi Sawi Asin dengan Slow Cooker



Untuk membuatnya sangatlah mudah, dan kelebihan membuat bubur menggunakan slow cooker adalah anda tidak perlu mengecek masakan dan tidak perlu khawatir bubur menjadi gosong atau berkerak walau tidak diaduk. Namun seperti biasa, jika anda tidak memiliki slow cooker maka masaklah di panci biasa di atas kompor, dan jika anda menggunakan panci biasa maka aduklah sesekali selama bubur dimasak agar bagian dasarnya tidak gosong dan berkerak. Bubur ini menggunakan potongan daging sapi, saya rasa tetap sedap jika anda menggunakan daging ayam, plus aneka sayuran yang dirajang kecil. Resep aslinya hanya meminta untuk menggunakan irisan jagung manis, tapi karena enggan ke pasar untuk membelinya maka saya pun hanya memanfaatkan sayuran yang ada di kulkas yaitu wortel dan labu siam. Bumbunya sedikit saya modifikasi supaya rasanya lebih nendang yaitu dengan tambahan serai dan daun jeruk purut. Insting saya tidak salah karena bubur ini menjadi lebih sedap rasanya. 


Tekstur bubur yang saya buat encer karena porsi air saya lebihkan supaya bubur menjadi seperti sup dan nyaman ditelan. Namun resep yang saya sertakan di bawah sesuai dengan resep aslinya, dimana rumusan pakem membuat bubur adalah 1 bagian beras dimasak dengan 5 bagian air. Saya menggunakan 1 cup kecil beras yang ketika saya timbang berisi 120 gram, dan 5 cup kecil air yang berisi 800 ml, air kemudian saya lebihkan menjadi 1 liter agar bubur sedikit encer. Agar rasanya lebih 'mantep sumantep', maka gunakan kaldu ayam. Minggu lalu ketika sedang berkeliling di pasar Blok A, saya menemukan seorang penjual ayam dengan tumpukan tulang belulang ayam segar di mejanya. Tiga kilo tulang yang masih menyisakan sedikit daging yang melekat ini lantas saya masak di dalam panci super besar dan menghasilkan berliter-liter kaldu ayam yang sekarang membeku di freezer di dalam kantung-kantung plastiknya. Sewaktu-waktu ketika akan digunakan maka kaldu tinggal saya panaskan hingga mencair dan siap digunakan untuk menggurihkan aneka masakan. 

Berikut resep dan prosesnya ya.  


Paddas Porridge dengan Slow Cooker
Resep diadaptasikan dari buku slow cooker Mitzui - Paddas Porridge

Untuk 5 porsi

Tertarik dengan resep bubur lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bubur Manado - Si Campur Aduk yang Nikmat
Kanji Rumbi - Bubur Ayam Khas Aceh
Bubur Sumsum dengan Kuah Pisang dan Nangka 

Bahan:
- 120 gram beras *)
- 200 gram daging, potong kotak kecil
- 800 ml air kaldu ayam (bisa menggunakan air biasa)
- 2 batang wortel, potong kotak kecil
- 1/2 buah labu air, potong kotak kecil
- 3 batang daun bawang, rajang kasar

Note: Anda bisa menggunakan jenis sayuran lainnya seperti jagung manis, kacang panjang, kangkung, pakis, tauge. 

*) Jika anda memasak bubur dan menakar beras dengan gelas, maka takaran beras dan air mengikuti perbandingan 1 : 5, yaitu 1 gelas beras dengan 5 gelas air.

Bumbu: 
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
- 1/2 bawang bombay, cincang kasar
- 6 siung bawang putih, cincang halus
- 4 lembar daun jeruk, sobek kasar bagian tulang tengahnya
- 1 batang serai, ambil bagian putihnya saja dan cincang halus
- 2 ruas jari jahe, cincang halus
- 2 sendok teh garam
- 1/2 sendok makan gula pasir
- 1 sendok teh merica bubuk  

Pelengkap:
- bawang merah goreng untuk taburan
- irisan halus daun bawang

Cara membuat:


Siapkan beras, cuci bersih hingga airnya menjadi jernih. Masukkan beras ke dalam panci slow cooker. Sisihkan.

Siapkan wajan, panaskan minyak dan tumis bawang bombay hingga harum, transparan dan sedikit karamel permukaannya. Masukkan bawang putih, daun jeruk, jahe dan serai, aduk dan tumis hingga harum. Masukkan potongan daging sapi, aduk dan tumis hingga daging berubah warnanya sekitar 2 menit. Matikan kompor.


Tuangkan tumisan ke dalam panci berisi beras. Masukkan kaldu ayam dan aduk rata. Tutup panci dan masak dengan posisi high selama 2 - 3 jam atau low selama 4 jam-an. Jika bubur matang, masukkan semua sayuran, garam, gula pasir dan merica bubuk. Aduk rata dan lanjutkan memasak selama 1 jam hingga sayuran menjadi empuk.


Cicipi rasanya dan sesuaikan garamnya sesuai selera. Siap disajikan panas-panas dengan taburan daun bawang dan bawang merah goreng di permukaannya. Super yummy!




18 komentar:

  1. Hai Mba Endang, sedikit menambahkan info nih tentang bubur pedas ini, karena orang tua saya dai Pontianak jadi saya tahu sedikit walau belum bisa masak :)
    Jika memasak menggunakan kompor biasa, beras nya di sangrai dulu sebelum dijadikan bubur dan ada tambahan bumbu Daun Kasum/Kesum (saya gak tau nama indonesia nya daun ini, maaf) Nah daun ini yang memberikan 'wangi' yang beda dibanding bubur lainnya. :)
    HTH

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks ya mba ayu infonya. Yep saya baca2 juga pakai daun kesum, sayangnya di jakarta susah banget cari daun ini, hanya ada di supermarket besar tertentu saja. Pernah sekali beli untuk membuat laksa penang. Memang harum daunnya ya.

      Hapus
    2. Gantinya daun kesum pakai kecombrang saja mbak,wanginya sama dgn daun kesum

      Hapus
  2. Waaahhh slowcooker mitzui ini slh satu 'alat sakti' andalan aq setiap hari buat bikin buburnya neng kecilqu mbak xixixixiixixii...sayang buku resepnya hilang entah kemana tanpa sempat aq baca hikssss...kalau jahe dan mericanya aq skip mungkin neng kecilqu bisa ikutan maem ya mbak ^_^ thanks resepnya mbak endang...makin cinta deh sama blog ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Lely, yepp skip saja ya mba merica dan jahenya, dan pakai saja daging sapi/ayam giling jadi lebih mudah di cerna si kecil ya.

      thanks sharingnya yaa, moga si kecil makin jago makannya hehehhe

      Hapus
  3. Mbak Endang, mau tanya. Pada resep "Sup Bola-bola Tahu", kalau gak pakai pala gimana ya, mb? Hehewww. Tq.

    Bundanya Waqqosh

    BalasHapus
  4. Waduh bubur pedas, jadi pengen nih... untung banyak yang jual, klo bikin sendiri harus menggandeng segenap keluarga untuk bikinnya.
    Bubur pedas ini salah satu kuliner khas KalBar, kata orang2 dulu sih aslinya bubur ini dari Sambas, tapi sekarang hampir dipenjur KalBar ada. Bumbunya sendiri ga ribet, yang ribet memotong aneka sayuran yang super banyak (menurut nenek saya zaman dulu bisa sampai 40 macam sayur).
    Kunci dari bubur pedas khas KalBar yang kudu/wajib/harus ada adalah Daun Kesum dan sedikit tambahan daun kunyit yang dirajang halus serta kewajiban adanya daun pakis (biasanya pakis merah). Ada juga beberapa daerah di KalBar menambahkan kerisik atau kelapa goreng yang ditumbuk hingga berminyak, ubi jalar kuning/putih juga bisa ditambahkan (jangan yang ungu). Semua jenis sayur bisa ditambahkan dalam bubur ini. dan untuk beras seperti yang ditulis mbk Ayu di atas, berasnya disangrai hingga kecoklatan trus ditumbuk kasar (diblender juga bisa tapi jangan sampai halus). saat menyantap tambahkan kacang tanah dan teri goreng, beri perasan jeruk dan sambal rawit... wow... oh ya mbk Endang, Daun kesum ini sangat mudah untuk ditanam, asalkan tanahnya basah.. kalau ditempat saya seringnya ditanam dipinggir kolam. Dan bubur pedas ini memang bagus untuk pemulihan, mengingat jenis sayur yang dipakai bisa sampai belasan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mba Oka, waah makasih banget ya atas penjelasannya yang panjang, jadi banyak masukan dan ilmu. Saya terus terang agk kurang info tentang bubur ini, tapi penjelasan mba Oka dan mba Ayu diatas sangat membantu.

      saya buat tiap hari ini bubur dan yeppp semua jenis sayuran saya masukkan dan tetp enaaakkk hehehhe. yep sekrang saya buat pakai daun kunyit, secara nanam di depan rumah.

      next time kalau ketemu daun kesum lgi di supermarket, saya akan coba tanam, saya suka baunya yang harum hehheh

      thanks ya, sukses selalu

      Hapus
  5. Salam Mbak, saya Nely dari Medan, disini namanya juga bubur pedas asli masakan Melayu Deli dimakan sama anyang pakis, kalo ga buat sendiri hanya bisa dinikmati pas bulan Ramadhan, saat berbuka puasa beberapa mesjid2 menyediakan gratis utk yg berbuka, seperti di Mesjid Raya Medan. Rempah2nya selain yg di resep Mbak juga pake Temu pauh (Temu Mangga), Temu Kunci, Lempuyang, Temu Hitam, Serai, Kunyit, Halia (lengkuas), Jintan Manis, Jintan Putih, Ketumbar. Untuk daunnya Daun Buas-Buas, Pucuk Daun Jambu Biji, Daun Tapak Leman, Daun Mengkudu, Daun Atiati, Daun Bangun-Bangun, sedikit Daun Kentutan (ga tau nama lain daun2 ini maaf ya Mbak) untuk perencahnya pake udang, kepiting (direbus dulu, ambil dagingnya, air kaldunya untuk bubur), ayam, kerang, ikan bawal (panggang ambil dagingnya aja), ikan asin kakap (panggang sebentar ambil dagingnya). Kalo sayur anyang mirip urap tapi setelah kelapa parut digongseng digiling halus baru campur bumbu, digaulkan dengan daun pakis rebus. Semoga bermanfaat ya Mbak, thanks untuk resep2 Mbak yg selalu lezat n gampang buatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Nely, waah makasih sharingnya ya mba, sangat bermanfaat banget infonya. wah banyak banget daun2an unik yang bisa dimanfaatkan ya, saya suka banget pakai tanaman2 yang kurang lazim kalau di kota besar. Yep, di kampung saya namanya juga daun kentutan heehheh, memang baunya ampun ya, tapi klau udh dimasak enak banget wkakakak

      thanks yaa, sukses untuk mba ya

      Hapus
  6. Salam Mbak Endang, kalau pakai beras merah airnya jadi berapa gelas yah takarannya. Aku sudah nggak boleh makan nasi putih lagi sama dokter,,hiks hiks.
    Makasiy. ~Anty~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Anty, untuk membuat bubur kan ya? pakai takaran sama seperti diatas mba, kalau nanti dirasa terlalu padat bs tambah air panas lagi

      Hapus
  7. Klo pake rice cooker atau di olah dikompor biasa bisa ga mba? Hehe..engga pny slow cooker

    BalasHapus
    Balasan
    1. pakai panci dan masak di kompor bisa ya mba, tidak pakai slow cooker tdk apa2 ya

      Hapus
  8. Mbak Endang lapor,habis eksekusi resep ini..kebetulan buka kulkas ada daging cincang 1 ons plus bahan lain ada smua..hajar lah eksekusi..saya tambahin daun salam n seledri biar makin wangi..hasilnya?enaaakkk..plus tambah suasana bogor yg lg gerimis romantis..tp koq saya masak pake kompor api kecil sejam selesai ya?gak tau cukup atau gak,pokoknya begitu bentuknya udah bagus,udah rata,keliatannya layak makan,langsung matiin api..haha..suami belom pulang saya udah abis separo sendiri..hehe..makasih ya mbak,tunggu laporan eksekusi resep berikutnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Putri, thanks sharingnya ya, senang sekali resep JTT disuka. Saya bisa habis sepanci buat diri sendiri wakkakak.

      Sukses selalu yaaaa ^_^

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...