23 Mei 2018

Resep Ayam Bacem


Resep Ayam Bacem

Ayam bacem selalu membuat saya teringat dengan Jogya. Kota adem ayem yang penuh memori mengesankan, kala berjuang dibangku kuliah dengan uang saku pas-pasan. Kampus saya dulu terletak di wilayah Condong Catur, dan saya pun 'ngekos' didaerah yang sama. Ada satu warung ayam bacem goreng bernama Mbok Kromo di dekat Institut Pertanian Jogya (Instiper) yang selalu, dan selalu menduduki peringkat pertama 'makanan yang wajib dibeli kala uang kiriman dari Bapak tiba'. Ayam bacemnya gurih, dengan bumbu meresap ke setiap serat daging, ukurannya besar (saya selalu memesan bagian dada supaya lebih besar porsinya), dan taste manisnya pas dengan selera saya. Sayang harganya cukup mahal untuk anak kuliahan berkantung cekak seperti saya waktu itu, jadi ayam Mbok Kromo hanya hadir beberapa bulan sekali saja. Rasa ayam bacem Mbok Kromo ini selalu menjadi acuan saya kala memasak bacem sendiri di rumah, entah itu ayam, paru, telur, atau tempe dan tahu.

Resep Ayam Bacem
Resep Ayam Bacem

Teringat dengan Jogya, membuat ingatan saya kembali ke jaman saat masih ngekos.  Begitu banyak suka duka tinggal di rumah kos, mulai dari Ibu kos yang super juthek, teman kos yang unik, hingga pengalaman lucu yang akan saya ceritakan berikut ini. Karena saya kos di dekat kampus Instiper (saya tidak berkuliah disana), hampir mayoritas anak-anak kos mengambil jurusan Pertanian atau Kehutanan, sama dengan jurusan yang saya ambil yaitu Budidaya Pertanian. Asyiknya ngekos dengan rekan-rekan sejurusan adalah kami memiliki minat yang hampir sama, apalagi jika bukan tentang tanam-tanaman, sehingga pembicaraan bisa nyambung sekaligus bisa bertukar pikiran. Saat itu hari weekend, saya dan beberapa anak kos sedang duduk di kamar Santi, salah satu teman kos yang akrab dengan saya. Kami mengobrol mengenai perawatan kecantikan dari bahan-bahan alami. Mengapa bahan alami? Karena murah, bisa ditemukan disekitar rumah dan tidak ada efek samping ketika diaplikasikan. Hm, sebenarnya murah lebih menduduki alasan utama. 

Salah satu rekan kos saya, bernama Gathik, mengeluhkan rambutnya yang sering rontok dan memang terlihat menipis di bagian tengah kepala. Kami kemudian membahasnya hingga berbusa-busa, dan berdasarkan artikel sebuah majalah (saat itu internet belum dikenal) daun waru mujarab untuk menebalkan rambut dan mencegah kerontokan. "Pohon waru bukannya banyak dipinggiran jalan menuju ke kosan ya?" Tanya Santi, kami semua mengiyakan. Rumah kos kami waktu itu terletak di area yang masih penuh kebun dan sawah, sehingga aneka tanaman banyak ditanam di tepian jalan. "Ayo dicoba saja pakai daun waru. Caranya gimana?" Tanya Gathik bersemangat. Saya lantas menjelaskan daun perlu diremas-remas hingga hancur, air saringannya dipakai sebagai masker rambut. Sore itu juga ketika mentari tidak begitu terik, kami semua berjalan ke kebun di sebelah rumah. 

Resep Ayam Bacem

Pohon waru adalah tanaman penghijauan yang umum ditanam di pedesaan. Mudah tumbuh dengan cepat, tajuknya rimbun, dan daunnya bisa dipakai untuk makanan ternak. Kami lantas memanen beberapa helai daun muda, membawanya pulang dan mulai beraksi membuat masker. Waru yang  termasuk keluarga Malvaceae dan masih bersaudara dengan kembang sepatu ini memiliki tekstur berlendir ketika daunnya diremas. Hasilnya adalah semangkuk cairan kental seperti lendir yang membuat Gathik ngeri memandangnya. "Yakin Mba kaya gini hasil maskernya?" Tanyanya mulai ragu. "Iya, kan mirip kaya daun kembang sepatu kalau diremas, Tik," jawab saya segera, mencegah Gathik menolak menggunakan masker dan menggagalkan eksperimen hari itu. Terus terang saya penasaran juga dengan khasiat masker daun waru di kulit kepala. Santi tidak berkomentar banyak, hanya tertawa-tawa melihat mata Gathik yang tak berkedip menatap mangkuk masker. 

"Mau pakai nggak? Kalau nggak kita buang saja nih," ujar saya mulai menyesali daun-daun waru yang tersia-sia. "Pakai dong, masak nggak sih. Apa sih efek sampingnya? Ini kan bahan alami, jadi nggak mungkin ada efek samping," jawab Gathik yakin. Saya dan Santi langsung mengoleskan masker tersebut kekulit kepala Gathik hingga rambutnya basah kuyup. "Diamkan 1 jam, bungkus dulu pakai handuk biar gak berleleran," saran Santi. Belum satu jam berlalu, mungkin hanya 30 menit, Gathik mengeluh pelipisnya terasa gatal. "Kok rasanya gatal-gatal begini ya, di kepala dan leher juga," katanya sambil sibuk menggaruk-garuk lehernya. Kami lantas mendekat, mengecek dan betapa terperanjatnya saya melihat muka dan leher Gathik memerah dan penuh bentol-bentol sebesar kacang tanah. "Tik, keluar bentol-bentol banyak banget"! Tukas Santi panik. Gathik kabur ke kamar mandi dan mencuci rambutnya. 

Resep Ayam Bacem

Ketika dia keluar dari kamar mandi, bukan hanya sekujur wajah dan leher yang penuh bentol kemerahan, tetapi juga sekujur lengannya. "Aduh gatal banget, gimana nih! Kok jadi begini?" tanyanya panik. Perlahan namun pasti bentol-bentol itu semakin melebar, wajahnya membengkak hingga bahkan pelupuk matanya tidak bisa dibuka. Dasar anak kuliahan gokil, bukannya sibuk mencari pertolongan, saya dan Santi tertawa ngakak hingga berguling-guling di lantai memegang perut yang terasa sakit. Malam itu seisi kos heboh, bahkan Ibu kos datang untuk mengecek dan menyarankan mengompres bengkak dengan abu panas. Kakak cowok Gathik akhirnya datang menjemput adiknya dan membawanya ke dokter. Perawatan abal-abal dari bahan alami ternyata tidak selamanya aman, dan sejak itu Gathik super paranoid jika bertemu dengan pohon waru. 😆

Kembali ke postingan kali ini. Resep ini sama seperti ayam bacem yang pernah saya share sebelumnya. Sudah lama lauk ini tidak dieksekusi, dan kali ini dibuat untuk stock makanan kala sahur. Rasanya yang manis pas bersanding dengan sambal goreng kentang yang saya share sebelumnya disini. Tips sedap membuat bacem adalah menggunakan air kelapa untuk merebus, gula aren, ketumbar serta lengkuas dan daun salam yang banyak. Berikut resep dan prosesnya ya.

Resep Ayam Bacem

Ayam Bacem
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 1 ekor ayam (4 s/d 8 potong ayam bacem)

Tertarik dengan masakan ayam lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Simple Orange Chicken
Sate Ayam Saus Selai Kacang
Gulai Ayam a la My Mom 

Bahan:
- 1 ekor ayam
- 1 liter air kelapa (bisa menggunakan air biasa)

Bumbu dihaluskan:
- 1 1/2 sendok makan ketumbar sangrai
- 3/4 sendok teh jinten
- 6 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih

Bumbu lainnya: 
- 70 gram gula aren, sisir
- 1 sendok makan gula pasir
- 1 sendok makan garam atau tergantung selera
- 2- 3 sendok makan air asam jawa yang kental
- 2 potong besar lengkuas, masing-masing sepanjang 3 cm, pipihkan
- 6 lembar daun salam yang masih segar
- 6 sendok makan kecap manis

Cara membuat:

Resep Ayam Bacem

Siapkan ayam, gosok permukaan ayam dan rongga perutnya dengan garam kasar hingga ayam terasa kesat. Cuci bersih, potong ayam menjadi 4 - 8 bagian. Tiriskan, letakkan di mangkuk, lumuri ayam dengan 4 sendok makan kecap manis. 

Siapkan panci, masukkan air kelapa, bumbu halus, gula, garam, air asam jawa, lengkuas, daun salam, dan sisa kecap. Aduk rata. Rebus hingga mendidih. Masukkan ayam hingga terendam. Tutup panci dan rebus hingga kuah hampir habis, ayam matang dan bumbu terserap hingga ke dalam. Matikan kompor, tiriskan ayam. 

Siapkan wajan, beri minyak agak banyak dan panaskan. Goreng ayam sebentar saja karena gula membuat ayam mudah gosong. Angkat dan tiriskan. Sajikan dengan nasi hangat dan sambal terasi goreng.  Untuk sambal terasi goreng resepnya bisa dicek pada link disini.



22 komentar:

  1. Mba, bedanya dengan resep ayam bacem super mantap yang pakai sambal terasi dulu itu apa Mba?

    BalasHapus
  2. Lah... Ternyata gampang ya. Saya sering pake bumbu bacem instant tp kurang meresap ke dalam, jadi daging bagian dalam nya masih putih. Harus segera di coba, nih. Anak2 suka ayam bacem... Kalo ga pake air kelapa, perlu tambahan gula ga, mba Endang?. Makasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Emilia, gula tetap ya Mba, ciri khas ayam bacem memang manis, tapi kalau gak suka terlalu manis kurangi saja ya

      Hapus
  3. Seneng banget makan dg baceman nih aku , mbk . Pake nasi panas , sambel dadak & lalapan . Favorit sekali . Hihihi

    Tapi aku salfok nih gara2 cerita masker warumu , mbk . Lgsung ngakak sejadi2nya membayangkan , plus kasihan juga pd mbk Gathik . Kebayang gatal dan perihnya . Knp gak lgsung dikasih antihistamin spt ctm gitu , mbk ? Tapi aku juga br tahu kalau daun waru allergen lhoo ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakkaa, nggak mikir dikasih apa2 mba, kita juga kebingungan, terheran2 sendiri hehhehe

      Hapus
  4. Mba Endang sy sdh coba resep ini kemarin, wah ini beneran top markotop & sambelnya enak banget mesti tanpa bawang.

    Lis

    BalasHapus
  5. Hihi..ikutan ngakak baca pengalaman teman mbak yg jadi bahan percobaan. Temen kuliah dulu juga pernah gitu, nyoba nyuci matanya pakai air rebusan daun sirih malah bengkak semua. Mau ketawa takut dianggap nggak sopan nggak ketawa geli liat matanya yang hampir tak bisa dibuka saking bengkaknya. Etapi sekarang harga bibit waru lumayan mahal lho setelah dilabel pakai nama hibiscus di depannya. Waktu liat pohonnya ternyata waru tho. Wkwkw..

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Mba Indy, namanya mahasiswa kantong pas2an, maunya gratisan malah keluar biaya ke dokter wakkakak

      Hapus
  6. Mbak Endang, ayam bacem ink bias do freezer ga? buat stock

    BalasHapus
  7. Mbak endang,, klo mw masak bacem ayam campur tahu tempe gmn tips nya? Srgnya ayamnya krg meresap bumbunya.. Tahu tempenya yg pas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tahu dan tempe diangkat dulu Mba, kemudian ayam lanjut masak lagi sampai meresap.

      Hapus
  8. Kalo ga ada asem jawa bisa diganti air lemon atau mending diskip mba?belum nemu tamarind disini soalnya

    BalasHapus
  9. Ini untuk ayam berapa kilo ya mb ?

    BalasHapus
  10. Saat kuliah di jogja dulu sering makan ayam goreng mbok sabar. Apakah taste ayam goreng mbok kromo dan mbok sabar sama? resep ini bisa dipakai untuk baceman kepala kambing? tks

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep, mbok kromo dan mbok sabar tastenya mirip, bs untuk baceman aneka protein lainnya ya

      Hapus
  11. Hallo Mbak Endang, salam kenal dari saya Imel. Saya suka sekali mencari resep disini karena penjelasannya sangat detail

    Mbak, berkali kali recook ayam bacem ini, masalahnya adalah, bumbu dan rasa tidak bisa meresap sampe ke tengah ayam (tawar)cuma kulit dan luarnya aja yg berasa manisnya

    Saya sudah coba ungkep pake api kecil banget, tapi ga pake air kelapa, air biasa saja, tapi tetap saja gagal 😢
    Sementara untuk rasa, puji Tuhan sudah mulai bener.

    Mbak Endang, mohon masukkannya ya buar supaya bisa meresap sempurna

    Hal ini juga terjadi kalau saya saya ayam goreng kuning, tengahnya tawar..hiks

    Terima kasih ya Mbak. Tuhan memberkati

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal Mbak Imel. caranya cuman rebus lama mbak, pakai air kelapa lebih enak, tambah air sampai meresap bumbunya. saya gak ada tips lainnya.

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...