19 Maret 2015

Cream Cheese Chiffon Cake



Ketika saya sedang tergila-gila atau menyukai satu makanan maka saya akan menyantapnya berulang kali hingga bosan. Dan saat rasa 'eneg' mulai melanda maka selama berbulan-bulan saya pun tidak akan melirik makanan tersebut atau berusaha mencicipinya. Contohnya ketika beberapa bulan yang lalu saya tiba-tiba menjadi maniak dengan nasi uduk. Hampir setiap pagi sebelum naik lift menuju lantai 21, tempat dimana kantor saya berada, maka saya pasti akan menyempatkan diri untuk singgah sejenak di warung  'amigos' di belakang kantor. Di Jakarta, warung nasi uduk tak terhitung banyaknya dan biasanya mereka hanya berjualan di pagi hari saja. Sebenarnya tidak ada yang spesial dengan rasa nasi uduk di belakang kantor, hanya saja yang satu ini masih lebih 'lumayan' dan cukup bersih dibandingkan warung lainnya.

Selama sebulan lamanya setiap pagi saya menjadi pelanggan tetap dan setia. Perlahan namun pasti berat badan pun merangkak naik tapi saat itu saya masih tidak peduli. Hingga suatu hari seorang rekan kantor yang sedang ultah merayakan hari kelahirannya dengan menyediakan nasi uduk 'segambreng' di kantor untuk makan siang. Dan minggu berikutnya, seorang rekan lainnya yang resign juga menyediakan nasi uduk yang sama sebagai pesta perpisahan. Bau nasi dan aneka pernak-pernik si uduk berputar-putar di sekitar pantry dan ruangan kantor yang tertutup rapat membuat perut saya pun bergolak. Akhirnya titik bosan dan 'eneg' akan nasi uduk pun tiba, dan hingga kini saya tak pernah menginjakkan kaki lagi di warung nasi uduk di belakang kantor. ^_^



Saya tahu segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, apa lagi berlebihan akan makanan. Rasa 'eneg' hanya merupakan bagian yang kecil, namun kesehatan dan berat badan tentunya menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan. Walau begitu tetap saja saya selalu mengulang dan mengulang hal yang sama, dan untuk kali ini saya tergila-gila dengan cake chiffon. Ini bukan karena saya penggemar berat cake lembut yang satu ini namun karena perasaan euforia yang melanda karena minggu lalu saya berhasil membuat cake chiffon pandan dengan sukses. Dan sejak itu kepala ini seakan terus terbayang-bayang dengan aneka chiffon lainnya yang bisa dimodifikasi. Salah satu yang saya coba berikutnya adalah Cream Cheese Chiffon Cake ini.

Bagi mereka yang sudah terbiasa membuat chiffon cake dan terbiasa dengan keberhasilan yang selalu menyertai kala mengeksekusinya, maka mungkin perasaan euforia saya ini terkesan 'lebay'. Namun percayalah jika anda seperti saya, yang telah berulangkali membuat cake chiffon dan selalu berakhir gagal, maka ketika akhirnya keberhasilan itu datang (dari hasil trial error yang dilakukan sendiri di dapur), maka serasa saya ingin mengulang dan mengulang kembali momen ketika melihat cake mengembang dengan cantiknya di dalam oven, tetap kokoh dan mekar saat di luar oven, dan terasa lembut kala dikunyah. Hmm, untuk mendapatkan pengalaman itu saya pun rela untuk mencoba kembali resep chiffon lainnya, dan memenuhi resep JTT di bulan ini dengan chiffon cake! ^_^ 


Cream Cheese Chiffon Cake,  sebenarnya cake ini tidak jauh berbeda dengan Japanase cheesecake yang resepnya sudah pernah saya tampilkan di JTT. Bedanya, dengan resep yang sama maka yang satu berubah menjadi cheesecake dan lainnya berubah menjadi chiffon. Wah kok bisa ya? Mungkin itu yang menjadi pertanyaan anda, padahal jawabannya super simple. Karena saya memanggangnya di loyang chiffon dan tidak menggunakan teknik bain marie (water bath) sama sekali sebegaimana di Japanese cheesecake. Jadi begitu adonan saya masukkan ke loyang chiffon yang tidak di olesi margarine, adonan langsung saya panggang seperti biasa. Tanpa uap air di dalam oven membuat adonan mengembang dan naik tinggi sebagaimana chiffon lainnya, lembut dan berpori. Teksturnya berbeda dengan Japanese cheesecake yang padat, moist dengan pori-pori yang sangat halus. Untuk resepnya saya tetap menggunakan resep yang sama dari Diana's Dessert, karena resep ini sudah terbukti manjur.

Pillowy Japanese Cheesecake 


Bagi pemula dalam dunia baking seperti saya, maka membuat chiffon cake memang terkesan ribet, susah dan penuh momen deg-degan dimana concern utama adalah khawatir cake menjadi collapse atau bantat. Nah setelah berhasil membuat beberapa chiffon cake (salah lainnya adalah Chiffon Jeruk yang akan saya posting di lain waktu) dan semuanya berakhir dengan memuaskan, maka pendapat bahwa membuat cake shiffon susah, lambat laun menghilang dari dalam benak saya. Sekarang dengan pede (tanpa bermaksud untuk bersikap sombong) saya berani berkata, "Hey, membuat chiffon itu sangat mudah lho"! Dan jika saya berani berkata seperti itu maka berarti pekerjaan ini memang super mudah, dan saya yakin anda pun akan berhasil mencobanya di rumah. Karena terus terang, hanya resep-resep mudah lah yang berani saya coba dan tampilkan di JTT. ^_^ 

Pandan Chiffon Cake & Tips Sukses Membuatnya



Untuk membuat chiffon, atau cake atau masakan apapun, maka kunci utama ada pada persiapan. Persiapkanlah semua bahan yang akan anda gunakan dan letakkan di tempat yang mudah anda jangkau, jangan lupa untuk mencocokkan bahan-bahan tersebut dengan resep yang sudah ada. Jika resep tersebut sulit untuk dihafalkan dan hanya bisa diakses di HP atau laptop atau iPad, maka saran saya, tulislah draft kasar resep tersebut di sebuah buku kecil yang selalu anda letakkan di dapur. Saya sendiri selalu memiliki sebuah buku catatan ajaib (hadiah dari sebuah Bank) dan sebuah pulpen di atas meja dapur. Buku ini berguna untuk mencatat resep yang saya lihat di internet; mencatat segala modifikasi yang saya lakukan; atau mencatat sebuah resep yang baru saja saya lahirkan di dapur. 

Jadi daripada saya harus berulangkali memasukkan password untuk membuka HP yang terkunci (dengan tangan yang penuh belepotan mentega) lebih baik saya menuliskan bahan dan proses singkatnya di buku, ketika ada bahan yang saya rubah maka saya cukup mencoret catatan semula dan menggantikannya dengan data yang baru. Selama buku tersebut masih bercokol dengan baik di dapur, maka resep itu pun akan aman selamanya disana. 


Bisanya persiapan umum yang saya lakukan untuk membuat cake (khususnya chiffon) adalah memastikan semua perabot tersedia dan mengecek apakah masih ada lemak yang menempel disana. Terutama wadah yang akan dipergunakan untuk mengocok putih telur, harus bebas lemak dan benar-benar bersih. Bahan-bahan kemudian saya timbang dan kelompokkan berdasarkan instruksi resep. Karena saya selalu membuat gula bubuk sendiri maka kegiatan nomor satu tentu saja adalah menimbang gula pasir sesuai resep dan menghaluskannya dengan menggunakan coffee grinder atau blender. Kemudian bahan kering seperti tepung terigu, tepung maizena, gula bubuk dan baking powder, setelah ditimbang akan saya masukkan ke sebuah mangkuk tersendiri. Bahan basah seperti telur, minyak, mentega, susu akan saya persiapkan terpisah. Untuk resep chiffon biasanya bahan basah berupa susu, minyak atau pasta perasa/pewarna setelah diukur volumenya, maka diaduk secara terpisah di satu wadah lainnya. 


Telur merupakan komponen penting dalam pembuatan cake, dan untuk chiffon maka anda perlu untuk memisahkan putih dari kuning telurnya. Kegiatan ini cukup risky karena sedikit saja kuning telur menetesi putih telur maka walau sampai mikser meledak pun, si putih telur ini tidak akan mau dikocok hingga kaku. Sampai detik ini saya sendiri masih suka sport jantung setiap kali memisahkan putih dan kuning telur, dan sering kali saya hanya ternganga takjub menatap Anna Olson memecahkan telur dan memisahkannya dengan super cepat hanya dengan menggunakan cangkang telur sebagai alat untuk menahan kuning telur. 

Satu tips untuk membuat pekerjaan ini lebih mudah adalah dengan menggunakan telur yang masih dingin yang baru saja keluar dari chiller kulkas. Kondisi dingin membuat telur menjadi sangat kental dan pekat, serta selaput terluar kuning telur seakan lebih keras dan tidak mudah pecah kala putihnya dipisahkan. 


Tidak ada atraksi akrobat sebagaimana yang dilakukan oleh Anna Olson, saya biasanya memecahkan cangkang telur hati-hati dengan menggunakan ujung sendok makan.  Nah bagian telur yang saya pecahkan adalah ujungnya yang lebih lancip, bukan bagian pangkalnya yang membulat. Alasannya, bagian ujung inilah tempat putih telur bersarang dan mudah mengalir keluar, sedangkan bagian pangkal yang membulat merupakan tempat si kuning telur bersemayam yang akan menyusahkan anda untuk mengeluarkan putih telur jika kulit dibuka dari bagian ini.  Cangkang telur kemudian saya buka hati-hati untuk membuat sebuah lubang kecil yang cukup sebagai jalan putih telur mengalir keluar. Ketika hampir semua putih telur telah mengalir, baru kemudian kulit telur saya buka setengahnya dan saya tuangkan si kuning telur di telapak tangan yang saya posisikan di atas wadah putih telur. Sisa putih telur akan mengalir melalui jemari tangan dan hanya akan menyisakan kuningnya saja. Ini cara yang super konvensional, butuh waktu dan kesabaran,  dan tentu saja karena saya hanya memanggang satu loyang chiffon dengan enam telur maka cara ini masih bisa ditolerir. ^_^

Untuk membuat cake ini, maka sebagaimana Japanese cheesecake sebelumnya dan sebagaimana resep chiffon lainnya maka adonan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah adonan pekat yang terbuat dari tepung terigu, kuning telur, cream cheese dan gula. Dan bagian kedua adalah putih telur yang dikocok bersama gula bubuk dan sedikit cream of tar-tar hingga kaku. Sebagaimana penjelasan di postingan chiffon cake sebelumnya maka poin penting adalah saat pengocokan putih telur hingga tercapai puncak yang kaku (stiff peaks), jadi matikan mikser anda sesekali untuk mengeceknya, jika belum terbentuk puncak kaku maka lanjutkan lagi mengocok. 


Berbicara tentang cream cheese, ada hal yang cukup menjengkelkan kala membeli cream cheese sebanyak satu kilogram seperti yang saya tampilkan pada gambar proses di bawah. Umumnya masih banyak cream cheese tersisa yang ketika disimpan di kulkas dalam waktu lama akan berjamur dan rusak. Nah minggu lalu seusai membuat Pillowy Japanese Cheesecake yang hanya memerlukan seperempat kilogram cream cheese maka saya pun iseng memasukkan sisa cream cheese ke dalam freezer. Berdasarkan hasil riset di internet, cream cheese dan jenis keju keras seperti cheddar memang bisa disimpan di freezer, namun bahan-bahan tersebut akan berubah teksturnya, tidak akan smooth seperti semula, melainkan berbutir-butir seperti pasir. Cream cheese seperti ini tentu saja tidak oke lagi jika dipakai untuk dioleskan di roti atau bagel, namun masih bisa jika dipakai untuk membuat cheesecake dan cake seperti chiffon yang kali ini saya posting. 

Nah ketika cream cheese saya cairkan, memang saya menemukan teksturnya berubah menjadi remah dan berbutir-butir, tidak padat dan kompak seperti sebelumnya. Namun ketika cream cheese ini saya tim bersama mentega dan susu, maka cream cheese kemudian meleleh dan kental, walau masih tampak sedikit bintik-bintik butiran disana namun ketika telah tercampur menjadi satu bersama bahan lainnya dalam satu adonan dan dipanggang, tidak ada perbedaan antara cream cheese yang berasal dari freezer dengan cream cheese biasa. Jadi jika anda selalu 'ketir-ketir' ketika membeli cream cheese dalam ukuran besar maka simpan saja di freezer dan cream cheese akan bertahan di sana selama 2 bulan lamanya. Tentu saja cream cheese ini sebaiknya dipakai hanya untuk tujuan baking dan cooking saja, bukan untuk frosting atau olesan di roti. 

Untuk proses lengkap lainnya mengenai pembuatan chiffon cake anda bisa membaca penjelasan detail saya di Pandan Chiffon Cake. Berikut resep dan proses pembuatan Cream Cheese Chiffon  Cake.


Cream Cheese Chiffon Cake
Resep diadaptasikan dari Diana's Dessert - Cotton Soft Japanese Cheesecake

Untuk 1 loyang chiffon ukuran 25 cm

Tertarik dengan resep chiffon lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Pandan Chiffon Cake
Vanilla Chiffon Cake  
Tips Membuat Cake

Bahan:
- 50 gram mentega
- 250 gram cream cheese
- 120 ml susu cair   
- 6 butir telur, kondisi dingin baru keluar dari chiller kulkas   
- 1/2 sendok teh garam
- 80 gram tepung terigu protein rendah
- 30 gram tepung maizena
- 1/2 sendok makan baking powder double acting
- 1/4 sendok teh cream of tartar *) 
- 140 gram gula bubuk, bagi menjadi dua bagian **)  

*) Cream of tartar berbentuk tepung putih, memiliki sifat asam dan berfungsi untuk menstabilkan kocokan putih telur dan mampu membuat kocokan tetap bertahan dengan baik. Cream of tartar terbuat dari kerak yang terbentuk dalam proses pembuatan minuman anggur atau wine. Walau sudah tidak mengandung alkohol namun beberapa masih meragukan kehalalannya, jadi penggunaannya saya kembalikan ke kepercayaan anda masing-masing. Jika anda merasa tidak ingin memasukkannya ke dalam kocokan putih telur maka skip saja bahan ini atau anda bisa menggantikannya dengan 1/2 sendok makan air jeruk nipis.

Baca artikel saya mengenai cream of tartar di Bagian II: Mengenal Baking Powder, Baking Soda, Cream of Tartar,  Cake Emulsifier dan Ragi Roti 
 

**) Gula bubuk bisa dibuat sendiri dengan menghaluskan gula pasir biasa dengan menggunakan blender dry mill atau coffee grinder hingga halus seperti tepung. 

Cara membuat: 
Siapkan loyang, saya menggunakan loyang bongkar pasang untuk chiffon diameter 25 cm. Jangan olesi apapun loyang baik dengan margarine, atau tepung, atau mengalasinya dengan kertas baking. 

Panaskan oven di suhu 160'C. Letakkan rak pemanggang di tengah, atau jika oven anda pendek maka letakkan rak pemanggang di bagian paling bawah oven.  

Persiapan bahan 
Pisahkan putih telur dari kuningnya ketika telur masih dalam kondisi dingin (baru saja keluar dari chiller kulkas). Kondisi dingin membuat telur mengental dan keras sehingga mencegah kuning mudah pecah saat dipisahkan. Letakkan putih dan kuning telur pada dua buah wadah yang terpisah. Pastikan wadah untuk putih telur bersih, bebas lemak dan jaga jangan sampai ada kuning telur pecah yang menetes di putih telur. Sedikit lemak apapun bentuknya akan membuat putih telur anda tidak akan kaku kala dikocok. Tutup wadah dengan plastik wrap atau penutup lainnya dan diamkan selama 30 menit agar kembali ke suhu ruang.   

Siapkan mangkuk, aduk jadi satu tepung terigu, tepung maizena dan baking powder, sisihkan.  

Membuat adonan custard


Siapkan mangkuk  kecil tahan panas dari alumunium atau kaca, masukkan cream cheese, mentega dan susu cair ke dalam mangkuk. Letakkan mangkuk di atas panci kecil yang telah diisi dengan air. Jaga agar jangan sampai mangkuk berisi cream cheese menyentuh air di panci.

 Masak dengan api kecil sambil sesekali diaduk hingga cream cheese menjadi lumer dan menyatu dengan bahan-bahan lainnya. 


Ketika semua bagian cream cheese telah benar-benar larut, angkat mangkuk dari kompor. Diamkan hingga benar-benar dingin. Kemudian masukkan kuning telur, aduk cepat hingga tercampur dengan baik.  

Masukkan campuran tepung (terigu+maizena+baking powder) dengan cara diayak langsung ke wadah berisi adonan cream cheese. 


Aduk rata dengan spatula dan masukkan garam dan 1/2 porsi gula bubuk ke dalam adonan, aduk hingga rata. Adonan yang terbentuk agak bergerindil karena itu kita perlu menyaringnya agar smooth.   

Saring adonan dengan menggunakan kawat saringan dalam sebuah wadah yang cukup besar untuk menampung semua adonan cake. Sisihkan.

Membuat meringue (kocokan putih telur)


Siapkan mangkuk besar, pastikan bersih dan bebas lemak. Tuangkan putih telur, kocok dengan speed sedang hingga tampak berbusa besar (sekitar 30 detik), taburkan cream of tartar di permukaannya (jika pakai). Kemudian lanjutkan mengocok dengan speed tinggi hingga putih telur terbentuk soft peaks (ketika alat pengocok diangkat maka ujung kocokan putih telur tampak membentuk puncak yang lemas, terkulai ke satu sisi. 


Taburkan sisa setengah bagian gula bubuk dalam 2 tahapan dan lanjutkan mengocok dengan speed tinggi hingga terbentuk stiff peaks (puncak kaku), ketika alat pengocok diangkat maka kocokan tampak membentuk puncak yang kaku, tidak terkulai sama sekali.  Pada kondisi ini kocokan putih telur tampak terlihat glossy (mengkilap), opaque (pekat/tidak transparan) dan sangat kaku. Untuk mengetesnya, maka matikan beberapa kali mikser dan angkat pengocok jika ujung kocokan putih telur masih terkulai maka lanjutkan kembali.   

Note: jika stiff peaks sudah tercapai segera hentikan mengocok. Melanjutkannya terus akan membuat putih telur pecah, terpisah antara air dengan material penyusunnya dan tidak bisa dipergunakan kembali. 

Mencampur adonan (folding)


Ambil sesendok besar kocokan putih telur, masukkan ke dalam campuran adonan dasar, aduk perlahan dengan menggunakan spatula dengan menggunakan teknik aduk balik (folding). Lakukan proses mengaduk dengan gerakan lembut dan perlahan hingga konsistensi adonan dasar menjadi tidak terlalu kental. Proses ini untuk memudahkan kita mencampurkan sisa putih telur ke dalam adonan. 

Kemudian masukkan sisa meringue ke dalam adonan dalam 3 tahapan (jangan memasukkan sekaligus semua kocokan putih telur karena akan menyulitkan anda untuk mencampurkannya dengan baik dan memaksa anda untuk mengaduk secara berlebihan). Usahakan agar gumpalan besar putih telur menghilang (karena gumpalan ini tidak akan terurai kala adonan di panggang), biarkan gumpalan adonan seukuran biji kacang tanah. 

Note: lakukan proses mengaduk dengan hati-hati untuk menjaga supaya adonan tidak kempes. 


Tuangkan adonan ke dalam loyang, jalankan sebuah pisau tajam bersilang di dalam adonan untuk membuang gelembung udara yang besar. Masukkan ke dalam oven yang telah dipanaskan di suhu 160'C selama 50 menit s/d 1 jam. Ketika permukaan cake mulai kecoklatan dan terasa keras kala di tekan maka test bagian terdalam cake dengan tusuk lidi. Jika tidak ada adonan yang menempel maka cake telah matang.

Keluarkan cake dari oven dan segera balikkan cake sehingga sisi permukaan cake menghadap ke bawah. Jika anda tidak memiliki loyang chiffon berkaki maka topanglah loyang dengan meletakkan botol atau wadah tinggi lainnya di bagian tengah loyang chiffon sehingga aerasi tetap baik dan uap panas segera menghilang (jangan menelungkupkan loyang berisi cake langsung di permukaan meja). Cake perlu didinginkan hingga benar-benar dingin, memerlukan waktu sekitar 2 - 3 jam di dapur saya, namun ini perlu agar cake tidak melorot saat dibalikkan.


Ketika cake benar-benar telah dingin, balikkan loyang dan lepaskan dengan cara menjalankan sebuah pisau tipis pada bagian tepian loyang dan tarik cake hingga bagian tengah loyang lepas. Kemudian lanjutkan dengan menjalankan pisau di bagian dasar dan tengah cake, kemudian cake anda balikkan di wadah datar dan dilepaskan dari bagian tengah loyang.  

Cake siap disantap begitu saja, atau dengan taburan gula bubuk diatasnya atau dengan ice cream. Super yummy!  




76 komentar:

  1. haloo mb endang yang cantik,, seneng banget baca resep2 di blog mb,, bikin ngiler semua plus tangan jadi gatel pengen coba,, oh ya mb mw tanya klo chifon cake memang ga pake BP ya mb?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Vita, waah makasih koreksinya ya mba, yep saya pakai BP double acting 1/2 sendok makan, memang resep aslnya gak pakai, tapi karena ini saya rubah jadi chiffon sya tambahkan BP dan sedikit garam. thanks yaaa, yep chiffon pakai BP ya supaya naik maksimal

      Hapus
    2. Mbak mau nanya kalo kepengen cake tape model chiffon/bolu bisa pake resep ini gak?dengan cara seperti ini juga bisa ga?terima kasih

      Hapus
    3. cek 'bolu tape jtt' saja mbak, sudah ada resepnya tapi bukan jenis chiffon, saya blm pernah coba versi tape chiffon

      Hapus
  2. Oh iya saya lupa minta izin ke mbak endang untuk copy resepnya terus saya print dan jilid jadi buku, karena ketika membuat kue saya kurang suka melihat resep di hp karena terkadang tangan saya kotor dengan adonan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mb Julia, silahkan mba, selama untuk keperluan pribadi saya nggak masalah kok, memudahkan Mba untuk melihat resep kala akan memasak juga ya.

      Hapus
  3. Nyam... nyam... ditunggu resep Chiffon Jeruk nya ^_^

    BalasHapus
  4. Assalamu'alaikum mba Endang,
    hebat ya mba, beda teknik manggang bisa hasilin cake dgn beda tekstur. Makasi byk ya mba ilmunya
    btw, aq mau nanya mba, klu loyang bongkar pasang chiffon cake nya ada lapisan teflon nya, bisa dpake mba?
    apa gak waktu dbalik, kuenya lgsg keluar ya?
    makasi sblmnya untk info nya

    Salam,
    kiki

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba kiki, jangan pakai loyang teflon yang anti lengket ya mba, khawatirnya cake melorot kala dipanggang dan gak bs dibalik saat telah matang ya.

      Hapus
  5. Halo mb Endang yummy banget pake creamcheese *drooling* oh ya biasanya saya mecahin telur seperti biasa terus tampung di tangan. Sela2 jari sebagai penyaring kuning telur. Gross sih^^ tapi cepet. Aku pernah lihat chef siapa gitu yg ngajarin di tv

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba susi, yep mba, ini lagi belajar cara cepat memisahkan kuning dan putih telur, memang cara yang disebutkan mba cukup cepat ya.

      Hapus
  6. mba endang, maaf mau nanya, saya tidak punya loyang chiffon, kalau pakai loyang tulban bisa ga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba ocha, harus pakai loyang chiffon bongkar pasang yang mba, kalau pakai tulban biasa maka cake gak bs keluar nantinya ketika sudah matang

      Hapus
  7. Mbak endang, makasi banyak resepnya. Saya punya cream cheese 1kg masi ngendon di kulkas. Btw mbak endang spt saya, kalo lagi seneng makan sesuatu makan itu melulu sampe bosen. Cm ada satu makanan yang saya ga pernah bosen makan! Sate Ayam! Kapan2 Mbak endang buat dong resepnya.. yang seperti di abang2 madura itu. Ditempat saya gak ada yang jual sate ayam enak seperti di kampung saya surabaya hiks. Nunggu makannya setaun sekali kalo pas pulkam

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba kartika, sama2 mba, moga bisa segera dieksekusi resepya yaa, wah mayan tuh cream cheese 1 kg nya hehehhe.

      sate ayam udah sering buat, hanya saja kalau gak dipanggang di bara kaya tukang sate maka hasilnya memang gak masimal ya

      Hapus
  8. Mba Endang pertanyaan yang selalu tersimpan di kepala saya....apakah sebabnya cetakan chiffon tidak perlu dilumuri margarine dan tepung sebagaimana cetakan untuk cake lainnya? Bukankah klo ditaburi seperti cetakan lainnya akan memudahkannya lepas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi mba nina, chiffon adalah cake rapuh yang mengembang tinggi dengan tekstur yang tidak padat sama sekali, karena itu adonan cake perlu dibantu supaya gak melorot ketika dipanggang yaitu dengan membiarkan cake menempel di dinding loyang ketika dipanggang. Kalau loyang diolesi margarin maka adonan tidak akan menempel kuat dan akan melorot/berpinggang, membuat chiffon tidak akan kokoh tegak ketika dikeluarkan dari oven.

      selain itu untuk mempertahankan bentuknya tetap utuh kokoh, cake yang baru saja keluar oven harus cepat2 dibalikkan dan dibiarkan dalam possisi terbalik sampai benar2 dingin, cara ini akan membuat cake tetap mekar dan tegak dengan baik. Terlambat membalikkan loyang juga akan membuat cake kempes. Jadi kalau loyangnya diolesi margarine, tentunya loyangnya gak bs dibalik ya, karea cake akan meluncur jatuh

      Hapus
  9. wah pengen nyoba tapi kok kelihatannya modalnya mahal yah. hehe. kalo bukan pas acara khusus buat arisan, jarang bikin kue. apalagi kalo yg makan nggak banyak. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggak juga kok mba, cream cheesenya beli yang kemasan 250 gram saja, banyak di toko bahan kue dan harganya gak mahal kok. chiffon sebenarnya hanya modal telur ya, yang lainnya standar, karena menteganya juga dikit banget pakainya.

      Hapus
  10. Hehehe.. Kayanya saya sih nungguin kiriman kue ini aja dari mba, ga bakalan sanggup deh bikin kue kaya gini, secara bikin bolu biasa aja bantat mulu..wkwkwk.. Btw, udah sembuh ya mba.. Skrg banyakin makan biar cepet sehat lagi.. hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha Mba Joyce, saya dulu juga bantat mba bikin chiffon ini, tapi modal nekat dot com, sekarang kok tergila2 bikin chiffon mulu wakakka

      udah berkurang banyak mba batuknya, tinggal sesekli saja, thanks ya buat saran2nya untuk menyembuhkan batuk. sangat luar biasa hehehe

      Hapus
  11. ya.. mbak saya jadi pengen coba, oya chiffon cake ini hampir sama kayak bolu yang dijual di hyp*rm*rt ya mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba okti, yep kayanya di supermarket banyak yang jual chiffon cake ya, umumnya rasa pandan dan coklat

      Hapus
  12. hi mb.Endang.....sehatkan? infoin ke aku donk mb.....Oven yang bagus itu merk apa ya...Sico or Signora, trus harganya berapa sih mb....hehehehe, daku pingin bisa pinter masak kayak mb.Endang...suwun atas jawabannya....oiya aku ijin copy ya resep resep nya...terima kasih..heeee - (Herawaty)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Hera, alhamdulilah udah baikan mba. Cuman lagi sibuk banget jadi belum sempat update blog.

      saya dirumah pakai sico, dan hampir 80% masakan di panggang di JTT saya gunakan oven ini. Tapi saya juga sering pakai oven gas dari kompor 4 tungku dan baik2 saja

      oven itu masalah chemistry dan kebiasaan dan sering dipakai saja mb, makin sering dipakai makin tahu triknya

      nah saya nggak pernah pakai signora jadi saya gak bs kasih rekomendsi yaa hheheh, untuk harga Sico saya juga kurang tahu mba, oven itu pemberian adik saya ya. Jadi mba harus googling kayanya

      Hapus
    2. mb.Endang, ok makasih atas informasinya, mengenai izin resep resepnya belum di jawab neh hehehehhee....bolehkan aku copy, secara kalau pas masak menggunakan resep mb.Endang...terima kasih (Herawaty)...

      Hapus
    3. halo mba Hera, silhkan di copy resepnya ya mba, selama untuk keperluan pribadi saya tidak masalah kok ^_^

      Hapus
  13. mba endang aku mau tanya kalo ngoven bolu atau semacamnya sebaiknya pake api atas bawah atau bagaimana ya?makasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, saya selalu pakai api atas bawah ya untuk mengoven. oven saya, oven listrik, jadi pakai api atas bawah panasnya lebih stabil dan maksimal. Tapi kalau pakai api gas yg apinya langsung nyembur, kayanya pakai api bawah saja sudah panas banget suhuya

      Hapus
    2. Mbak, kl bikin chiffon gini pake oven listrik yg kecil juga bisa kan? Sy panggang pake api atas bawah 1jam, pas sy balik kok lsng tumpah ya, sy tusuk ternyata dlmnya msh basah. Pdhl adonannya uda bagus. Mohon pencerahan mbak

      Hapus
  14. Heiii mbg endang aq jeni kebetulan aq suka cobain resep2 dr mbg smua dan semenjak aq sering ikuti resep2 dr mbg awal nya aq selalu gatot lah buat chifon seprti terkena kutukan dr si chifon..tp stelah aq baca blog mbg n ikuti step by step tata cara dr mbg aq berhasil..😚yeayyyyy..makasih yaa mbg suksess terusss mbg endangggg..sebenar ny pngen nunjukin gambar ny tp gk bisa hehe.....luphhhh yuu pooolll mbg endang😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Jenny, thanks sharingnya ya mba, senang sekali membaca resep chiffonnya berhasil dicoba yaaa. Sukses selalu yaa

      Hapus
  15. Resep chifon sudah masuk list, tapi keberanian untuk mengeksekusi belum muncul walau saya belum pernah gagal mengikuti resep mbk Endang ^_^. mengingat pengalaman terakhir di awal tahun 2015, saya dengan sukses membuat chifon bantat... yang untungnya masih bisa dijadikan bola-bola coklat... membuat saya harus mengumpulkan extra keberanian... hehehe. Makasih resepnya mbk... semangat untuk pembuatan buku ketiganya mbk... ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Oka, ayo mba coba dieksekusi, wakakkak, saya sekarang jadi maniak bikin chiffon, padahal makannya bingung, lama2 bosan jg, suka makannya saja hahahah

      Hapus
  16. Mbak endang, pk loyang chiffon bawahnya bocor gak ya? gmn caranya biar adonan gak merembes dr bawah? Thx before

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba fera, adonan nggak merembes mba, saya pakai loyang teflon yang cukup berat dan tebal sehingga bagian tengahnya mampu duduk dengan baik tanpa rongga. Kalau pakai loyang alumunium memang suka bergelombang bagian tengahnya.

      Hapus
  17. mb Endang, kt mb di komen diatas loyang chiffon ga boleh pk yg teflon, tp di komen terakhr mb bil pk loyang teflon, jd mana yg benar ya (bingung mode) ak mau eksekusi cake ini n mau beli loyangnya jd bingung neh hehehehe trs wkt da jadi, kulihat di gambat di up side down kog pake kyk alat bantu kaleng? gmn nahannnya, kan kena kuenya? kulihat berulang2 sampe kupelototin bnr2 jg ga ngerti gmn caranya hehehehehe. mnt pencerahannya mb Endang hehehehe (Lena-Ptk)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Lena, nah ini saya sebenarnya rada bingung juga ya, saya pakai loyang yang permukaannya seperti teflon, selama ini chiffon saya lengket di permukaannya. Dan saat saya pakai untuk cake selain chiffon selalu saya olesi margarine dan tepung di permukaanya karena takut lengket. Kalau loyangnya seperti yang saya gunakan diatas maka itu bs dipakai untuki memanggang chiffon.

      selama ini loyang teflon milik saya tidak murni anti lengket, kecuali silicone ya. tapi mungkin ada juga loyang teflon yang tidak lengket sama sekali, nah jenis ini tentunya tidak bs dipakai untuk memangang chiffon

      Hapus
  18. Hallo mbak Endang ^_^ Resep yg sangat menarik, karena penggunaan krimcis yg sangat banyak dibanding resep cheese chiffon cake pada umumnya. Biasanya krimcis sebanyak itu setahu sy memang digunakan utk resep ciskek. Sy baru tahu kalau resep ciskek bisa dijadikan sifon. Resep sifon yg sy praktekkan selama ini blm ada yg rasa kejunya benar2 ngeju. Sy amat sangat tertarik utk mengeksekusi resep ini. Tp mengingat harga krimcis yg menciutkan nyali, maka sy ingin menanyakan bbrp hal terlebih dulu pada mbak Endang hehee...

    1. Yg peertama, penggunaan krimcis sebanyak itu dan penggunaan minyak (yg umum digunakan dlm pembuatan sifon) yg digantikan dg mentega apakah tdk membuat tekstur cake menjadi lbh padat? Sedangkan sifon dikenal sbg cake dg tekstur yg super ringan.

    2. Lalu kalau krimcis digantikan dg cheddar (spt pada cheddar ciskek) apakah bisa? Bukankah cheddar saat ditim dg susu jg meleleh jd spt krimcis. Kalau bisa, kira2 manakah yg lebih enak, dg krimcis asli atau dg cheddar? Krn ada yg bilang kalau dg cheddar, rasanya lbh ngeju.

    3. Krimcis anchor & philadelphia manakah yg lebih enak menurut mbak Endang?

    Terimakasih sebelumnya utk jawabannya ya mbak. Dan terimakasih banyak jg utk sharing resepnya. Semoga barokah ya mbak.... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba priscilla, thanks sharingnya ya.

      Berikut jawaban saya ya:
      1. nggak padat ya, cake ini lembut dan halus sebegaimana chiffon umumnya, mba bs melihat sendiri dr gambar ya
      2. saya kurang tahu untuk ini ya, karena harus ditrial dulu, khawatir kasih jawaban salah malah menyesatkan heheheh
      3. Philadelphia tentunya lebih enak dan lebih mahal, saya biasanya pakai anchor saja hehehe

      salam

      Hapus
    2. Kalau saya mau pakai dua2nya (cream cheese & keju parut), baiknya berapa gram ya kejunya, 50 gr cukup nggak Mbak? Thanks before :)

      Hapus
    3. 50 gram keju parut menurut saya oke ya mba Hanni.

      Hapus
  19. Mba klo aku mau bkin di loyang kotak ato bulet biasa ukurannya kira2 berapa y? Mau bikin kayak kue yg diatasnya ditaburin keju parut..tingginy musti yg 7 ato 8 cm..

    BalasHapus
    Balasan
    1. pakai loyang yang 23x 23x 10 cm ya mba, atau bulat diameter 23 dan tinggi 10 cm.

      Hapus
  20. Mba Endang, Anna Olson bahkan memisahkan telur menggunakan telapak tangannya. Hihihi.. Hebat ya dia. Idola banget deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mba, wakakka iya, sejak setiap pagi sarapan putih telur saja saya sekarang belajar memisahkan telur dengan telapak tangan hehhehe

      Hapus
  21. Mba.. tanya.dong, ini ga pake minyak goreng? Soalnya saya bikin kok kempes ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggak ya mba arum, sudah menggunakan mentega di resep, kempes pada chiffon bisa banyak faktor ya mba, tapi saya yakin kalau resep dan proses diikuti dengan seksama hasilnya akan baik

      Hapus
    2. Dipostingan chiffon pandan mba endang disebutkan bahwa chiffon cake adalah jenis cake yg menggunakan minyak goreng sebagai pelembut bukan mentega/margarine. Setelah saya bikin yg kedua pake minyak, hasilnya naek tinggi, meskipun setelah keluardari oven dia agak turun. Soalnya saya pnh bikin pandan chiffon berhasil mbaaaa, trus bikin lagi pake cream chesse kok malah gagal kan jadi sediiihhh

      Hapus
    3. hai mba arum, sebenarnya mentega/margarine asalkan dalam posisi cair oke2 saja ya, bukan padat. Di resep diatas mentega dicairkan bersama cream cheese, kalau mau diganti dengan minyak gak masalah juga ya.

      kemungkinan kempes karena jenis cream cheese yang dipakai ya, mungkin terlalu banyak cairan didalamya. Sya menggunkana jenis batangan yang padat ya

      Hapus
    4. Saya juga pake merk anchor mba
      . Entahla baru kali ini pake resep jtt gagal mba, biasanya selalu sukses.

      Hapus
    5. mungkin harus dicoba lagi dengan seksama mba ^_^

      Hapus
  22. Resepnya mbak endang bikin ngiler.. Jadi pingin eksekusi nih.. Hhehehe
    Oh yaa mbak, mau tanya klo semisal di dalam chiffon di beri potongan keju or buah kering bisa ndak yaa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Opieg, yep bisa ditambahkan potongan buah kering atau keju ya Mba, tapi jangn terlalu banyak ya

      Hapus
  23. Sy coba resep sis tp kq hasilnya bagian bawah mendekati bantet ya? Blom keliahatan seperti bantet sih, cuma mendekati.. Cream cheese anchor jg, hanya susu cair sy ganti dgn dairy whip cream. Ada solusinya mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. solusinya coba ikuti resep tanpa ada bahan yang diganti mba, pakai susu cair dan bukan whipping cream. lainnya mungkin mengocok, mengaduk dan memanggangnya lebih tepat.

      Hapus
  24. Halo mba Endang, saya sudah berkali2 mencoba resep chiffon dari pandan, ketan hitam dan cream cheese kenapa hasilnya selalu bantat ya, Entah naiknya tidak tinggi, entah sudah naik tinggi setelah dikeluarkan kempes, atau panggang sudah lama tetapi tetap basah. Saya sudah mengikuti semua langkah dan berbagai resep. Kira2 apa mba Endang bisa bantu? Terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba,semua tips chiffon sudah saya berikan di setiap resep chiffon di JTT ya, tolong dibaca saja semua resep chiffon JTT mba.

      salah satunya ini:
      http://www.justtryandtaste.com/2015/03/pandan-chiffon-cake-tips-sukses.html

      Hapus
  25. hai mba saya mau nannya kenapa di resep ini menggunakan mentega bukan minyak? di resep yang pandan ktny kalau pakai mentega atau margarine tekstur kue akan agak mengeras kan ya?hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. mentega rasanya jauh lebih enak dong, minyak kan gak ada aroma dan rasa. Sayang cake-nya sudah pakai cream cheese mahal dikasih minyak, kasih mentega dong biar makin sedap. ^_^

      Hapus
  26. Mba lapor barusan chiffonnya keluar dari oven langsung saya balik, eh langsung melorot heheh knp ya mba padahal loyangnya udah ga diolesin apa2 trus pake loyang chiffon yang ada kakinya. Saya panggang 30 menit, test tusuk sudah matang. Apa harus panggang lebih lama lagi? Mohon pencerahan. Makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi mba Marlyn, mungkin tambah sedikit waktu panggang ya, saya terus terang suka bingung cakenya melorot tanpa olesan apapun di loyang, soalnya selama ini saya buat selalu nempel.

      Hapus
  27. Hai mba endang, saya mau nanya. Saya barusan buat chiffon cake nya, hasilnya permukaan nya pecah banget jadinya seperti bolu kukus, lalu pas saya balik loyangnya, gak lama cakenya jatuh sendiri dari loyangnya. Setelah jatuh volume cakenya langsung menyusut. Kira2 apa ya penyebabnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, bs karena suhu oven terlalu panas, sesuaikan suhu dengan oven masing2 krn beda oven bs berbeda suhunya. Cake jatuh krn cake tdk menempel di loyang, pastikan loyang tdk diolesi apapun dan gunakan loyang chiffon yang tdk berlapis teflon.

      Hapus
    2. Kalau suhu dikecilkan kira2 waktu memanggangnya jadi berapa ya mba? Kalau 150 derajat apakah menambah waktu pemanggangan? Saya sudah menggunakan loyang biasa dan saya tidak olesi apapun tapi masih jatuh sangat aneh.

      Hapus
    3. setiap oven itu beda2 ya mba, jdi memang kudu trial error sampai menemukan suhu yang pas, saya pun seperti itu. sy jarang patoka sama suhu resep, karena masing2 oven memang beda. standar sih 160 - 170, kalau lebih kecil waktu panggang lebih lama.

      Hapus
  28. Hi mba Endang. Betul sekali, setelah kemarin berhasil membuat chiffon cake pandan memakai resepnya mba Endang, jadi ingin buat chiffon cake lagi dengan rasa berbeda. Aku sudah coba yang ini dan berhasil banget. Terima kasih untuk resepnya.

    BalasHapus
  29. Mba Endang, mohon pencerahan. Saya barusan buat ini, ga bantat tapi gak terlalu tinggi sebagaimana chiffon umumnya. Terus masih ada bau-bau telurnya dikit. Itu kenapa ya mba kira-kira? Makasih ya mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk menumpas bau telur, pakai vanilla extract mba, bs dibeli di toko bahan kue

      Hapus
  30. Mba Endang mau tanya, kalau ga ada cream cheese, bisa diganti apa ya? Atau ada ga postingan chiffon cake keju yg tanpa cream cheese tp tetap ngeju? Krn di tmpt sy tdk ada yg jual cream cheese..thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mba Christine, bs diganti keju parut ya. Makin banyak tentunya makin ngeju rasanya. Atau pakai resep chiffon lainya di JTT, tambahkan keju saja di resep sesuai selera.

      Hapus
  31. Mba Endang ini adonan resep chiffon chessenya tdk setinggi chiffon pandan ya?

    BalasHapus
  32. Salam kenal mbak, saya barusan eksekusi resep mbak endang. Saya pake oven dgn suhu 130 derajat selama 1.15 mnt. Tp permukaan kue juga pecah mbak dgn suhu udah rendah. Trus pas d balik g lama kmdian jatuh kuenya g menempel. Kira2 knp ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal Mba, permukaan chiffon memang kadang pecah, biasanya sih saya gak masalah, dipotong saja permukaanya dan dibalik kuenya. Kalau melorot karena jenis loyang yang dipakai, cari yang benar2 tidak ada lapisan teflonnya.

      Hapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...